Ada kalanya dalam hidup, kita merasa ingin berhenti sejenak dari segala sesuatu. Bukan karena ada yang salah, tetapi terkadang kelelahan muncul karena hidup yang penuh dengan keharusan, kekuatiran, kegelisahan, dan kegundahan. Ada kalanya kita hanya ingin beristirahat dari rutinitas yang terus-menerus menuntut kita untuk berlari mengejar uang, membahagiakan orang lain, dan memenuhi ekspektasi yang terkadang terasa begitu berat.
Pikiran itu muncul seperti angan-angan, tetapi bukan tanpa makna. Ketika pemikiran 'sejenak berhenti' muncul, aku membayangkan sebuah tempat yang luas, jauh dari hiruk-pikuk dunia—sebuah tempat di mana ketenangan dan kedamaian menjadi satu-satunya hal yang diperlukan. Sebuah campervan yang terbuka, diletakkan di tengah area luas, seperti padang savana Ndoro Canga di Sumbawa. Di sana, angin berhembus pelan, sejuk di bawah pohon-pohon besar yang menaungi rumput kehijauan yang tumbuh subur. Di dekat situ, ada sungai yang alirannya bersih, memberi ketenangan bagi setiap pendengarnya. Suasana ini seakan membawaku jauh dari semua kekhawatiran.
Setiap pagi, aku bangun dan rasanya seperti dunia ini hanya milikku. Tak ada yang perlu dipikirkan berlebihan, tak ada kekhawatiran akan deadline yang harus dikerjakan hari itu. Aku minum dua gelas air putih untuk menyegarkan tubuh, kemudian membuat sarapan sederhana yang sehat. Setelah itu, aku membuat kopi dengan kepulan asap yang nikmat, menghirup aromanya yang hangat dan menenangkan. Setelah sarapan, aku bisa meluangkan waktu untuk merawat sayur-sayuran yang kutanam di dekat campervanku. Menyentuh tanah yang lembap dan melihat tanaman-tanaman kecil itu tumbuh perlahan memberi rasa puas yang tak terungkapkan.
Selanjutnya, aku mandi dengan air jernih dari sungai yang mengalir dengan tenang, merasakan kesejukan air yang menyegarkan. Tak ada yang terburu-buru, tak ada waktu yang terus mengejar. Setelah itu, aku bisa membaca buku, menulis, atau melakukan kegiatan lainnya yang memberi ketenangan dan rasa produktif tanpa tekanan. Di sini, aku bisa merasa bebas—bebas dari hiruk-pikuk dunia, bebas dari ekspektasi orang lain, dan bebas untuk menjadi diri sendiri.
Di sampingku, ada seekor kucing yang setia menemani. Tidak ada yang lebih menenangkan daripada kehadiran seekor kucing yang duduk dengan santai, menatap dunia dengan mata yang penuh ketenangan. Kucing itu tidak peduli apakah aku sibuk atau tidak, apakah aku bahagia atau sedang resah. Ia hanya ada di sana, dengan keberadaannya yang penuh kehangatan, tidak menuntut apa-apa selain memberikan kenyamanan. Kehadirannya mengingatkan aku pada kesederhanaan hidup—bahwa kadang, yang kita butuhkan hanyalah ada di saat ini, tanpa terbebani dengan masa lalu atau kekhawatiran masa depan.
Selain itu, aku tahu orangtuaku juga berada dalam keadaan yang baik. Mereka sehat dan bahagia di rumah pensiun mereka, menjalani hari-hari dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan, tanpa kekhawatiran yang mengikat. Hal itu memberi rasa nyaman dan aman dalam hatiku, mengetahui bahwa mereka menikmati masa tua mereka dengan bahagia.
Di dunia yang penuh tuntutan ini, kadang kita butuh untuk beristirahat dari kehidupan, bukan dengan menghindar atau menyerah, tetapi dengan memberi ruang bagi diri sendiri untuk mereset, untuk mengembalikan keseimbangan. Kita sering terjebak dalam tekanan untuk selalu berproduksi, untuk selalu berusaha lebih keras, untuk selalu memenuhi ekspektasi orang lain. Tetapi pada akhirnya, kesejahteraan mental dan kebahagiaan sejati datang ketika kita memberi izin pada diri kita sendiri untuk berhenti sejenak, untuk merasakan kebebasan, dan untuk menikmati keheningan.
Mungkin itu bukan pelarian, melainkan sebuah cara untuk menemukan kembali kekuatan dalam keheningan, untuk meresapi setiap detik tanpa terburu-buru. Mencari tempat yang tidak mengharuskan kita menjadi siapa-siapa selain diri kita yang sebenarnya, tanpa label atau beban yang membelenggu.
Aku tahu, aku harus kembali ke dunia nyata, tapi aku juga tahu bahwa aku tak perlu terburu-buru. Aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat dari kehidupan yang tak pernah berhenti. Karena terkadang, kita tak perlu mencari tujuan atau jawaban, cukup berhenti sejenak dan membiarkan diri kita merasakan kedamaian yang sederhana.
Suatu saat nanti, mungkin aku akan menemukan tempat seperti itu. Dan untuk saat ini, aku akan membiarkan angan-angan itu menjadi tempat persembunyian untuk sejenak. Sebuah pengingat bahwa kita semua butuh waktu untuk beristirahat dari kehidupan—bukan untuk melarikan diri darinya.
0 comments:
Posting Komentar