Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.26.2015

[3] SINGAPORE TRIP: Dimarahin Supir Bus SBS

Cerita sebelumnya disini.

Keesokan harinya, ane bangun dengan kondisi yang cukup segar gan karena hari kemarin bisa istirahat total. Hari ini adalah hari terakhir ane di Singapore. Rencananya, tengah hari ini ane akan melanjutkan perjalanan ke Malaka (Malaysia).

Pagi itu suasana hati ane lumayan santai gan karena hari ini sudah tidak ada target tempat khusus yang ane mau kunjungi. Ane juga sudah bisa melupakan tragedi “anjing herder” kemarin. Saat itu ane berjanji tidak akan menceritakan tragedi anjing herder itu ke siapapun gan, maluu soalnya hahaha. Setelah berpikir sejenak, ane memutuskan akan ke Little India, karena disana ada Sri Mariamman Temple. Pengen lihat temple-nya.
Setelah sarapan roti coklat dan mengisi penuh botol air minum, ane pun mengucapkan selamat tinggal buat kedua teman asal Ekuador yang ane jumpai kemarin malam. Mereka sangat ramah sekali dan ane suka dengan sifat mereka. Saat itu ane sempat memberi nasehat ke mereka untuk mengunjungi Patung Merlion di malam hari karena pemandangannya lebih indah. Mereka mengucapkan terimakasih dan berjanji akan melakukannya.

Seperti biasa, untuk menimbun energi sebelum jalan jauh, ane memutuskan akan sarapan nasi briyani di warung India kemarin gan. Lah, nggak takut kena harga mahal lagi? Nggak sih gan, karena yang mahal itu teh chai nya sebenarnya, untuk nasinya Cuma dibanderol 1,9 SGD aja jadi hari itu ane cuma pesan nasi briyani aja. Sudah sangat mengenyangkan karena porsinya cukup banyak.

Saat sudah menuju stasiun MRT, ane merasa kok ada yang kurang ya? Wkwkwk, otak keeroran ane mulai kambuh lagi. Owalahhh, jaket! Ane lupa kalau jaket ane masih di jemuran hostel. Akhirnya dengan muka ditebalkan ane kembali ke penginapan lagi. Haha. Berabe juga kalau nggak ada jaket soalnya di Filipina entar ane kan rencana banyak naik bus malam.
Suasana jalanan Little India di pagi hari, masih sepi bingit gan.

Penjual bunga di Little India 

Akhirnya ane sampai juga di Little India gan. Menurut ane nggak ada yang terlalu spesial. Jalanan masih sepi karena masih cukup pagi, dan yang membuat ane tambah kesel, kacamata ane patah gan di bagian penghubung tangkai sama kacanya. Wuaduhhh, sia-sia dong keluar negeri kalau kacamata rusak, blawuurr gan.... Mana ane nggak ada selotip lagi. Akhirnya ane pun cari-cari warung kelontong buat beli solasi. Cukup banyak warung kelontong gan di kawasan Little India, tapi sialnya ane nggak tau bahasa inggrisnya solasi. Karena nggak enak mau membeli sesuatu yang nggak ngerti bahasa inggrisnya, ane pun memutuskan membeli cocacola 1 kaleng seharga 1 SGD. Selesai membeli ane tunjukin kacamata ane yang patah sambil ane ngomong, “Do you have a selotip?” Huahahaha, karena nggak ngerti bahasa inggrisnya ane ngomong bahasa indonesianya aja gan. Awalnya mereka ngira ane nyari gagang kacamata, mereka ngomong nggak ada sambil menampakkan ekspresi bingung. Yakali Pak ane nyari gagang kacamata disini haha. Ane tidak kurang akal, segera aja menggunakan Bahasa Tarzan, ane membuat gerakan seperti menyambung kacamata dengan solasi.

“Oohhhh...tape!”

“Iya pak, tape!”

Pasangan China setengah baya ini segera saja memberi solasi ke ane gan. Mereka ramaahh banget dan penuh senyum, meskipun ane cuma beli cocacola 1 SGD hehehe. Akhirnya setelah mengucapkan terimakasih dengan tulus dan senyuman terbaik, ane pun meninggalkan warung itu.
Sri Mariamman Temple.
Sumber: www.yoursingapore.com

Sebenarnya ane menemukan Sri Mariamman temple gan, tapi saat itu lagi cukup banyak orang yang beribadah sehingga ane mengurungkan niat untuk masuk. Sri Mariamman temple ini merupakan candi Hindu tertua di Singapore gan, dibangun pada tahun 1827 oleh Naraina Pillay. Pak Pillay ini ceritanya merupakan pegawai pemerintahan Penang yang cukup mempunyai pengaruh gan. Pak Pillay ini merupakan pebisnis yang cukup handal, karena pada masa keemasannya turut membangun perusahaan pertama di pulau yang cikal bakalnya menjadi negara Singapura ini. Mariamman sendiri merupakan salah satu dewi yang dipuja di pedalaman India Selatan untuk menjauhkan manusia dari penyakit gan. Setelah puas melihat-lihat dari depan, ane pun melanjutkan perjalanan ke Stasiun MRT Kranji untuk siap menuju Malaysia.
Kenampakan bus SBS 160 yang membawaku ke Johor Bahru.
Sumber: arm9.staticflickr.com

Menurut beberapa info yang ane baca, bus SBS yang menuju Terminal Larkin di Johor Bahru itu katanya berada di bawah stasiun MRT Kranji gan. Perjalanan dari Stasiun Little India ke Stasiun Kranji lumayan lama (45 menitan), tapi tidak terlalu kerasa karena MRT Singapura ini sangat nyaman, aman dan tepat waktu gan. Akhirnya ane sampai juga di Kranji dan cukup mudah untuk menemukan stasiun SBS, tinggal turun tangga dan belok kanan, nanti ada banyak antrian orang-orang gitu yang akan menuju Malaysia juga.
Saat itu kesalahan ane, ane nggak menyiapkan uang pas gan untuk naik bis, selain itu saldo di Kartu MRT ane udah habis. Padahal sistem pembayaran di bus SBS itu kayak bus luar negeri yang di TV itu gan, uang logam dimasukin kotak, entar supir bus ngasi sobekan tiket kecil. Waktu itu supir busnya orang Singapore keturunan India gan, dan dia masih cukup sabar dengan 2 pertanyaan ane:

How much to go to immigration?”

1,6 Dolar”, jawabnya dengan datar.

“How much to go to terminal?”

““1,9 Dolar”,nadanya udah agak tinggi aja ni.

Dan karena gua itu orang error, yang selalu error dan berjanji tidak akan solo travelling lagi hahaha, gue kembali menanyakan berapa tarif ke imigrasi. Jelas aja si supir marah hahahaha.

How much to go to immigration?

Ahhhh,,you. A lot of people queueing, bla bla bla.....

Akhirnya ane langsung memotong omongannya dan langsung mengatakan mau ke imigrasi gan. Huaa, saat itu rasanya ane pengen mengutuki diri ane aja kenapa kok bodoh banget. Cukup banyak ujian selama perjalanan solo perdana ane ini.

Jadilah sewaktu turun di imigrasi ane harus beli tiket lagi gan untuk naik bus SBS, padahal bisa aja cuma beli tiket 1x seharga 1,9 dolar tadi. Tapi entah kenapa sehabis dimarahi, mulut gue tiba-tiba aja ngomong imigrasi. Huah, emang ane bodoh. Supir bus SBS kedua keturunan China dan agak sabar gan, serta sempat tersenyum ke ane. Itu membuat perasaan ane menjadi lebih baik.
Suasana Terminal Larkin di Johor Bahru, serasa udah di Indonesia gan!

Setengah jam kemudian, ane pun sampai di Terminal Larkin di Johor Bahru gan. Pemandangannya cukup kontras juga ya setelah 3 hari di Singapura. Terminal Larkin ini mirip dengan Indonesia, banyak warung-warung kelontong dan loket-loket yang menjual tiket bus. Saat itu langsung aja ane beli snack, air rasa sama burger 3RM gan. Seneng banget rasanya bisa nemu makanan-makanan murah lagi setelah di Singapore nggak berani beli apa-apa wkwkwk. Saat itu ane naik bus Maju seharga 21 RM dari Johor Bahru ke Malaka. Bus-nya nyaman banget gan. Kursinya luas dan kebetulan saat itu bus hanya berisi sedikit penumpang sehingga perjalanan selama 4 jam ke Malaka menjadi tidak terlalu berasa lama.
Agen-agen tiket bus di Terminal Larkin yang siap mengantarkan kita menuju berbagai kota di Malaysia Barat.

Ini dia interior Bus Maju yang membawa ane selama 3 jam perjalanan dari Johor Bahru ke Malaka.

Begitulah petualangan ane menjelajah Singapura selama 3 hari 2 malam gan. Over all, ane cukup menikmati solo trip pertamaku ini meskipun melakukan cukup banyak keeroran hehehe. Itu karena ane merasa ane bisa menjadi diri sendiri, bisa melakukan semuanya sesuai minat dan perasaan ane gan. Petualangan ini akan dilanjutkan ke postingan ane berikutnya, menjelajah Kota Tua Malaka di Malaysia Selatan, Ciaoo.