Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

5.29.2017

Tips Internetan di CHINA Tanpa Diblokir

Great Firewall of CHINA (GFW)

Great Firewall of China (Sumber: DISINI)

Sebelum berangkat backpackeran ke China pada 23-28 Maret 2017 lalu, GFW adalah salah satu hal yang membuatku benar-benar puyeng. Bagi yang belum tau, GFW merupakan kombinasi dari tindakan legislatif dan teknologi yang diambil oleh Pemerintah China Daratan (yang dikendalikan oleh Partai Komunis China BPK) untuk mengatur penggunaan internet dalam negeri. GFW merupakan instrumen utama yang digunakan pemerintah pusat untuk melakukan penyensoran internet di China. Pengaturan BPK ini cukup ketat juga kawan, mencakup mengkriminalkan ucapan dan aktivitas online tertentu, menghalangi tampilan situs web terpilih, pemblokiran, menfilter kata kunci dari penelurusan yang dimulai dari komputer yang berada di Daratan China yang mmeinta penyedia layanan online internasional menyimpan informasi pelanggan China mereka di China, serta memperlambat lintas batas lalu lintas internet. Bahkan, sejumlah entri Wikipedia yang sensitif secara politis terus disensor oleh pemerintah China dari pengguna yang tidak menggunakan koneksi aman (Sumber : WIKIPEDIA).

Lantas, apa saja situs web terpilih yang akan diblokir sesampainya kita di China? Mengutip dari TechinAsia, berikut ini daftarnya:

Media sosial
Twitter, Facebook, Google+, Google Hangouts, Google Blogspot, WordPress.com, Line, KakaoTalk, TalkBox, beberapa website Tumblr, FC2, Soundcloud, Hootsuite, Adultfriendfiner, Ustream, Twitpic, Instagram
Berita dan media
New York Times, New York Times Chinese, Bloomberg, Bloomberg Businessweek, BBC Chinese, Chosun Chinese, WSJ, WSJ Chinese, Flipboard (hanya versi internasional), Google News, YouTube, Vimeo, Dailymotion, LiveLeak, Break, Crackle, beberapa halaman Wikipedia terpilih, beberapa halaman Wikipedia China terpilih, Wikileaks
Mesin pencari
Google, DuckDuckGo, Baidu Japan, Baidu Brazil, Yahoo Hong Kong, Yahoo Taiwan
Produktivitas dan pekerjaan
Microsoft OneDrive, Dropbox, Slideshare, iStockPhoto, Google Drive, Google Docs, Gmail, Google Translate, Google Calendar, Google Groups, Google Keep
Peralatan online
Flickr, Google Play, Google Picasa, Feedburner, Twitter URL shortener, Google URL shortener, Bit.ly, Archive.org, Pastebin, Change.org, 4Shared, The Pirate Bay, OpenVPN
Layanan Google
Berikut adalah daftar lengkap layanan Google yang diblokir:

Google search, Gmail, Google Drive, Google Docs, Google Play, Google Translate, Google Calendar, Google Picasa, Google Groups, Google Keep, Google Voice, Google Wallet, YouTube, Google Earth, Google Earth, Halaman awal Google Chrome, Google Code, Google Blogspot, Google Feedburner.

Simpelnya, 3 situs utama yang akan paling sering kugunakan, Google, Facebook, Instagram diblokir! 

Ekstrimnya, semua situs yang bisa kita gunakan sehari-hari untuk internetan di Indonesia bakal diblokir sesampainya di China....Sisi positifnya, mungkin kita bisa lebih konsentrasi dan menikmati perjalanan tanpa harus pusing memasang foto update di Media Sosial, tapi tentu saja banyak sisi negatifnya juga.

Google Map, Google Translate dan Google Search adalah tiga aplikasi utama yang pasti akan benar-benar aku butuhkan sesampainya di China. Google Map untuk petunjuk arah dan petunjuk naik transportasi umum (terutama bus), Google Translate untuk berkomunikasi dengan orang lokal (aku baca 90 % dari orang Beijing tidak bisa berbahasa Inggris, dan ini akan sangat menyulitkanku kalau aku mau bertanya arah atau pesan makanan), Google Search untuk mencari info-info penting lainnya. 

Aku mulai mencari solusi di internet mengenai pemblokiran ini dan banyak yang menyarankan menggunakan VPN ketila hendak berselancar di dunia maya ketika di China nanti. VPN yang dipilih sendiri harus yang benar-benar sesuai dan tepat karena sudah ada beberapa VPN yang diblokir oleh Pemerintah China. Jadi banyak yang menyarankan, lebih baik download beberapa penyedia layanan VPN (baik yang gratis maupun berbayar) untuk jaga-jaga seandainya salah satu tidak bisa dipakai.

Bagi yang belum tau, VPN atau Virtual Private Network adalah sebuah koneksi private melalui jaringan publik atau internet. Virtual Network sendiri berarti jaringan yang terjadi hanya bersifat virtual. Cara menggunakannya sendiri cukup simpel. Setibanya di China dan mendapatkan sambungan internet (entah via wifi atau membeli kartu internet lokal), kita tinggal membuka aplikasi VPN yang telah didownload, kemudian klik sambungkan. Ketika sambungan sukses, berarti kita sudah menggunakan koneksi privat melalui jaringan publik. Jika beruntung (VPN belum dideteksi dan diblokir oleh Pemerintah China, kita bisa membuka semua situs web yang diblokir seperti diatas).

Dari beberapa pengalaman yang aku baca, banyak yang mengeluhkan sinyal VPN yang hilang muncul ketika dipakai berselancar. Wahh...jadi nggak nyaman dong ya. Padahal waktuku hanya tiga hari di Beijing. Aku bukannya malas atau malu bertanya, tapi tidak ingin menghabiskan waktu dengan bertanya kepada setiap orang dimana jalan yang harus kulalui. Aku tahu juga aku bakal banyak berjalan di Beijing nanti, jadi salah arah adalah hal terakhir yang kuharapkan. Ah pokoknya aku harus bisa mengatasi ini dan menggunakan trio google tersebut.

Aku searching lebih jauh lagi, ada yang menyarankan memakai paket internet Telkomsel Roaming saja, karena katanya tidak ada pemblokiran sama sekali meski digunakan di China. Aku mulai mencari informasi lebih jauh, apa benar gini? Soalnya aku cek harga paketnya lumayan mahal juga. Malas juga kan, sudah beli paket ternyata sama saja tetap diblokir. Aku juga bertanya ke teman yang sudah pernah ke Beijing, katanya memang tidak ada pemblokiran sama sekali kalau memakai Paket Telkomsel Roaming.

NB: Selain mencari informasi tentang Paket Telkomsel Roaming, aku juga sudah mencoba download Baidu Map serta berbagai aplikasi dari Google Play tentang peta negara China. Baidu Map adalah versi Google Map-nya China. Tetapi kok eh, setelah didownload, pengoperasiannya harus memakai Bahasa Mandarin. Alamaak, sama aja donk ya. Akhirnya aku uninstall semua. Sepertinya harapanku memang hanya pada paket roaming dari Indonesia.

NB: Postingan ini sama sekali tidak bermaksud mengiklankan produk Telkomsel ya. Aku tidak dibayar. Hanya ingin berbagi informasi saja.

Aku segera membuka website Telkomsel dan mempelajari jenis paket internet yang ditawarkan. Sebagai pendahuluan, mari kita pelajari zonasi yang ditentukan oleh Telkomsel dengan gambar berikut. Jadi China masuk dalam zona warna kuning, yakni Zona Rest Asia dan Australia. Jadi misal kita di India atau Australia, maka tarif yang digunakan setara dengan tarif ke Selandia Baru, Arab Saudi, serta Jepang.


Zonasi Tarif Roaming Telkomsel (Sumber: DISINI)

Jadi jenis paket internet yang ditawarkan itu secara garis besar ada dua yakni Paket Internet Roaming saja dan Paket 3in1 Roaming. Kedua paket tersebut khusus ditawarkan untuk pelanggan Simpati, Kartu As dan Loop. Sesuai namanya, untuk paket internet roaming, otomatis dengan harga tertentu kita hanya bisa menggunakannya untuk internetan saja. Untuk paket 3in1 Roaming, selain internetan, kita akan diberikan bonus sms (ke semua nomor) dan telefon (ke nomor Telkomsel Indonesia). Saat itu, setelah membeli kartu perdana simpati baru dan mengisinya dengan pulsa Rp 450.000 via cimbclicks, aku memutuskan akan membeli paket internet roaming saja. Karena jadwalku adalah 2 hari di Malaysia dan 3 hari di China, aku membeli paket internet 5 hari Asia dan Australia seharga Rp 375.000 dengan kuota 1,25 Gb (huhuhu mehonggg) tapi gpp-lah, demi kelancaran perjalanan di China.

Daftar Tarif Paket Roaming Internet Telkomsel (Sumber : DISINI)


Daftar Tarif Paket 3in1 Roaming Telkomsel (Sumber : DISINI)

Negara-negara yang bekerjasama dengan Telkomsel untuk penyediaan paket internet roaming atapun paket 3in1 roaming (Sumber : DISINI)

Selesai membeli pulsa, aku segera menghubungi Customer Service Telkomsel, memastikan layanan International Roaming nomorku sudah aktif. International Roaming sendiri adalah proses pergantian layanan dari Home Network ke Other Network. Jadi semisal ketika di Indonesia kita menggunakan Simpati, maka ketika mendarat di Malaysia, layanan operator tersebut akan otomatis berubah menjadi layanan operator Malaysia yang kerjasama dengan Simpati (Misal Simpati berubah menjadi Maxis Malaysia) dengan simbol R (Roaming diatasnya). Layanan International Roaming ini sangat penting untuk diaktifkan sebelum berangkat ke luar negeri, karena tanpa ini sama saja kita tidak bisa membeli paket internet. Kata si mbak, International Roaming kartuku sudah aktif. Jadi ini penting untuk dipastikan ya teman-teman, apalagi kalau memakai kartu baru seperti aku.

Untuk mengaktifkan Paket Internet Roaming Telkomselnya, harus dilakukan pada hari H sewaktu di luar negeri karena masa aktif paket akan langsung dimulai pada hari itu juga sejak diaktifkan. Jadi semisal anda mendarat tanggal 1 di Kuala Lumpur, tetapi ingin menggunakan paketnya tanggal 3 sewaktu sudah terbang ke Beijing, maka jangan aktifkan paketnya sampai tanggal 3 anda mendarat di Beijing. 


Syarat dan Ketentuan Paket Telkomsel untuk penyediaan paket internet roaming atapun paket 3in1 roaming (Sumber : DISINI)


23 Maret 2017, setelah penerbangan yang sangat lancar dari Surabaya, pesawatku Air Asia sukses mendarat di Kuala Lumpur. Setelah mengurus imigrasi dan tetek bengeknya, aku segera naik bus ke KL Sentral dan mengaktifkan Paket Internet Roaming Telkomselku. Caranya cukup mudah, aku tinggal menekan *266# dan mengikuti langkah selanjutnya sampai pembelian Paket Internet Roaming selama 5 hari seharga Rp 375.000. Setelah terkonfirmasi, internet di HP-ku langsung tersambung ke Maxis Malaysia dengan sinyal 4G.

Dua hari aku internetan di Malaysia tanpa masalah apapun. Jaringan lancar jaya, dan selalu muncul sinyal 4G. Pun ketika aku mendarat di China pada 25 Maret 2017 pagi, layanan Operator Maxis langsung berubah menjadi CC--Bla bla aku lupa namanya. Itu semua berubah otomatis tanpa aku melakukan pengaturan apapun lagi karena aku masih berada di Zona Rest Asia dan Australia.

Dan ternyata memang benar, ketika menggunakan Paket Internet Roaming ini di China, aku tidak mengalami pemblokiran sama sekali. Dan yang aku sadari, di China yang penduduknya sangat minim bisa berbahasa Inggris, peran trio Google sangatlah penting (Google Map, Google Translate, dan Google Search). Selama jalan aku selalu mengaktifkan Google Map sehingga jarang tersesat, bahkan Google Map bisa menunjukkan ketika di halte bus kita bisa naik bus nomor berapa ke tujuan. Google Translate aku gunakan untuk berkomunikasi seperti menanyakan lokasi toilet di tempat umum, memesan makanan serta meminta informasi tempat pemberhentian. Google Search aku gunakan untuk mencari tempat-tempat alternatif yang bisa kukunjungi serta membaca sejarahnya.

Facebook dan Instagram pun lancar jaya. Jadi aku tetap bisa ngeksis selama disana hehehe. Terimakasih Telkomsel!

NB: Ini adalah ulasanku tentang Paket Roaming Telkomsel. Untuk layanan operator lain karena aku belum mempunyai pengalaman aku belum bisa share ceritanya. Bagi yang mempunyai pengalaman serupa dengan layanan operator lain, silahkan tambahkan di komentar di bawah ya! Thank You!