Pesawat Air Astana yang ane tumpangi sedikit demi sedikit mulai menurunkan ketinggian. Ane mulai bisa melihat landscape Kota Dubai dari ketinggian. Padang pasir berwarna coklat keemasan tanpa batas. Sesekali terlihat adanya oasis-oasis dan sedikit pepohonan, dan pemukiman-pemukiman warga. Ane udah membatin, negara ini kayaknya bakal panas banget.
Beberapa orang berteriak saat pesawat mengalami turbulensi cukup kencang saat pesawat udah mau landing. Haha ane nikmatin aja sensasi roller coaster ini. Penerbangan selama 4 jam 40 menit dari Almaty ke Dubai akhirnya berakhir saat roda pesawat menyentuh landasan Bandara Internasional Dubai. Jam lokal menunjukkan pukul 1 siang, dimana ane mempunyai waktu transit 14 jam disini sebelum penerbangan lanjutan Dubai - Kuala Lumpur. Hal ini tentulah tidak ane sia-siakan, ane harus masuk negara ini dan liat Burj Khalifa! Burj Khalifa sendiri merupakan gedung pencakar langit tertinggi di dunia, dimana ketinggiannya mencapai 828 meter. Kapan lagi kan? Mumpung transit panjang. Ane juga udah merencanakan ini jauh-jauh hari sehingga udah bikin visa transit Uni Emirat Arab, dan sengaja memilih penerbangan yang landing Dubai siang dan layover diatas 12 jam.
Turun dari pesawat ane segera mengikuti tanda baggage claim/immigration, tapi disini ane langsung ke imigrasi karena koper-koper yang berat akan langsung dioper oleh maskapai dan diambil di tujuan akhir Kuala Lumpur. Ane tidak menjumpai masalah berarti saat di imigrasi dan E-visa yang telah kami print tidak diminta oleh mereka (mungkin ketika paspor kita discan udah muncul otomatis data Evisa kita di mereka). Dan sebagai welcome gift dari Pemerintah Dubai, kita malah dikasih free simcard dan paket internet 1 gb. Mantaap! Terimakasih Dubai. Tau aja kamu mahal jadi dikasih paket internet gratis buat eksplor sejenak wkwkwk...
Selanjutnya seperti biasa ketika memasuki negara baru, ane harus punya mata uang negara tersebut. Kebetulan sebelum terbang dari Almaty tadi pagi, ane udah nukar sisa uang Tenge Kazakhstan ke Dirham UEA. Kebetulan menurut ane masih cukup jadi ane nggak tarik tunai lagi. Uang lokal dan paket internet sudah beres, target selanjutnya sebelum keluar bandara adalah menitipkan tas ransel ane yang superberat karena ada laptop didalamnya. Ane sama sekali nggak memilih option membawa tas laptop ini ikut jalan, adoohh...bisa bonyok nanti punggung ane dihajar gravitasi wkwkwk... Laptop ane dan chargernya aja beratnya udah 4-5 kg. Masih ditambah barang-barang lainnya di tas.
Browsing sejenak, Emirates Airlines ternyata ada layanan penitipan bagasi /luggage storage di bagian kedatangan/arrival di Terminal 3. Setelah mencarinya sejenak, ane menemukannya dan menitipkan 1 ransel daypack seharga 35 dirham atau setara kira-kira Rp 154.000. Legaaa... Akhirnya ane bisa segera jalan keluar bandara!
Ane udah browsing sebelum berangkat, dan cara paling hemat untuk keliling Kota Dubai adalah menggunakan transport umum yang mencakup metro serta bis. Untuk naik transport umum di Dubai kita membutuhkan kartu namanya Nol Card, dimana Nol Card bisa dibeli yang model day pass, artinya cukup beli satu kali bisa dipakai seharian seharga 20 dirham atau Rp 88.000. Belinya bisa dilakukan di stasiun metro yang berada di dalam bandara.
Ane membelinya dan segera menaiki metro red line untuk menuju ke halte terdekat dengan Burj Khalifa yaitu Halte Dubai Mall. Perjalanan berlangsung singkat selama 20 menit, dan ane bener-bener bisa melihat pemandangan sekilas Kota Dubai. Gedung-gedung modern pencakar langit, jalan-jalan yang lebar, mobil-mobil mahal berseliweran adalah pemandangan yang mendominasi. Suasana di dalam metro cukup padat dan kebanyakan seperti orang India.
Pada awalnya kita jalan dengan santai melewati bagian dalam Dubai Mall. Beberapa kali ane bertanya kepada satpam arah ke Burj Khalifa dan diarahkan terus luruss aja. Ane terus mengikuti arahan, mengikuti rombongan orang-orang yang 'sepertinya' mau ke Burj Khalifa juga, serta beberapa kali cek goole map, dan perasaan kok nggak sampe-sampe ya?! Jadilah ane jalannn... Jalan.... Dan jalan... Menyusuri mall selama kurang lebih 2 km sampai akhirnya menemukan jalan keluar mall yang mengarah ke Burj Khalifa.. ya ampunnnn... Semploh kakinya rek!
Matahari masih bersinar terik membuat ane cukup kesulitan untuk berfoto dengan Burj Khalifa. Ane akhirnya muter-muter area di sekitar Burj Khalifa yang dipenuhi dengan mall, restoran, hotel, dan segalanya yang fancy-fancy.
Pukul 4 sore kita sempat melihat pertunjukkan air mancur dengan lagu India yang bersemangat. Dan satu fakta yang ane tau memang, sebagian besar orang yang ane lihat itu di sekitaran Dubai itu memang look-nya seperti orang India. Dan setelah ane baca, memang Dubai itu 80% berisi expat dari India. Orang lokal UEA sendiri malah hanya 10%, sisanya 10% dari negara lain-lain. Pantes aja....
Selesai melihat pertunjukkan air mancur, ane masih sempet jalan-jalan di sisi lain Burj Khalifa. Sore itu suasana begitu ramai, banyak orang yang datang khusus untuk berfoto-foto. Suasana panas membuat ane cepet laper, tapi ga berani jajan karena setangkup es krim aja 25 AED atau setara 100ribuan 😁😁.
Setelah puas berkeliling, ane masih punya tujuan 1 lagi yaitu Burj Al Arab, yaitu gedung pencakar langit di tepi pantai. Jam sebenarnya sudah cukup sore, dan matahari sudah hampir terbenam. Cuma ane merasa nanggung aja kalau nggak kesana sekalian. Akhirnya berbekal google maps, kita berjalan ke arah jalan raya dan menunggu bis di bus stop yang bentuknya sama sekali tidak meyakinkan karena berada di tepi jalan raya yang ramai banget.
Menunggu dan menunggu, selama kurang lebih 10 menit, kok tidak ada tanda-tanda ada bus yang lewat yaa. Matahari juga menunjukkan tanda-tanda udah mau terbenam. Jalan raya didepan ane didominasi oleh mobil-mobil berkecepatan tinggi. Ane nggak melihat satupun bus yang melintas.
Beberapa saat kemudian ane akhirnya menyerah, karena walaupun dapat bus ke arah Burj Al Arab, ane masih harus jalan kaki 1 km lagi. Belum nunggu bus pulangnya yang pasti bakal berasa horror kalau tempatnya sepi dan gelap. Ane akhirnya putuskan jalan pulang saja kembali ke bandara, karena kaki rasanya juga udah semploh banget jalan kaki berkilo-kilometer hari ini. Urat paha sama betis udah sakit semua🥲🥲.
Oh tapi tidak semudah itu ya.. wkwk.. untuk menuju ke stasiun metro terdekat, ane harus jalan kaki +- 2 km kembali. Tapi karena tidak mau lewat bagian dalam Dubai Mall lagi, ane putuskan jalan kaki menyisir jalan raya. Kebetulan keadaan masih ramai dan beberapa orang terlihat berjalan kaki juga jadi ane PD aja.
Disepanjang jalan ane sempatkan foto-foto juga dengan gedung-gedung modern di Kota Dubai. Memang negara ini sangat fancy sih. Hidup disini bakal enak banget kalau punya banyak duit hehehe...
Ane sempet harus berhenti beberapa kali karena urat kaki rasanya bener-bener kayak mau putus. Berjalan kurang lebih 45 menit, sampailah kita di Stasiun Metro. Akhirnyaaa... Kami mengambil metro red line dan segera kembali ke Bandara.
Perjalanan ke bandara ditempuh selama kurang lebih 20 menit. Malam itu ane sempat mandi dan bersih-bersih untuk persiapan penerbangan Dubai - KL. Dan karena bener-bener kecapekan, ane tidur sangat enak di 6 jam penerbangan Dubai - KL. Hanya bangun pas makan. Hihi.. thank you Dubai City untuk pengalamannya.