Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

8.10.2024

Sadar Setiap Hari (SSH) 5: Semoga Semua Makhluk Bahagia

 


Semoga semua makhluk bahagia.....

...semoga semua makluk bahagia tanpa terkecuali..baik yang kecil maupun yang besar, baik yang gemuk maupun yang kurus, baik yang pendek maupun yang tinggi, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, baik yang dekat maupun yang jauh semoga semuanya berbahagia...

Perenunganku : Pada dasarnya, mengharap orang lain yang menyakiti kita celaka/terkena musibah akan membuat kita sendiri menderita. Karena ketika orang lain melakukan hal buruk kepada kita, sebenarnya mereka memiliki penderitaan yang belum selesai di dirinya. Kita harus berharap mereka menyembuhkan penderitaan dalam dirinya, dan berharap mereka bahagia.

Mengutip dari Tricycle : The Buddhist Review, Sang Buddha mengajarkan bahwa kebencian adalah suatu bentuk penderitaan. Beliau berkata bahwa menyimpan kebencian dalam pikiran dan hati bagaikan menggenggam erat bara api di tangan Anda - coba tebak siapa yang menderita? Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah kita sendiri. Orang yang kita benci belum tentu menderita, bahkan mungkin Ia tidak tau/tidak menyadarinya. Sikap bijaksana sangat diperlukan untuk memahami hakekat dari kebencian.

7.31.2024

Surabaya, 25-26 Juni 2022 : Nginap Gratis dan Kerjaan di Mojokerto

Seharian ini ane bener-bener cuma dirumah aja, di kontrakan ane di Perumahan W, Surabaya. Kesibukan ane pagi sampai sore itu adalah seperti biasa kerja freelance bikin dokumen. Sesekali ane bermain dengan kucing-kucing ane yang mulai beranjak remaja hehehe..

Sore hari bahkan ane sempet masak pecel sama telur ceplok, untuk makan sore dan makan malam. Kebetulan masih ada stok sayuran (bayam, taoge), sambel pecel dan telur di kulkas. Sebenarnya rencana awal ane malam itu cuma mau dirumah aja, karena besok ane ada kerjaan panggilan di Mojokerto. Pengukuran pencairan jaminan reklamasi dan pascatambang.
Tiba-tiba sementara makan, salah satu teman baik ane, F, bertanya apakah ane mau nginap gratis di Hotel Batiqa Darmo. Jadi ceritanya dia punya bookingan malam itu, tapi ga jadi dateng. Jadi daripada mubazir ditawarin ke ane yang tinggal di Surabaya. Tanpa berpikir panjang ane nge-iya-in aja. Lumayan lah tidur di hotel gretong! Hehe..

Ane sempet bingung pecel ane ini mau digimanain. Tapi akhirnya ane putuskan ane bawa aja ke hotel untuk makan malam ini, ane taruh di tempat makan dan memasukannya ke kresek. Termasuk nasi yang barusan ane nanak di rice cooker mini ane juga ane bawa. Selain itu ane juga nyiapin barang-barang yang besok bakal ane bawa ke Mojokerto, kayak GPS, baterai, alat tulis, alat mandi serta baju ganti. Setelah siap semua, sekitar jam 6 sore ane otw ke Hotel Batiqa Darmo yang berada di area Surabaya Pusat. Jaraknya dari kontrakan ane sekitar 11 km dan ane tempuh dalam waktu 30 menit.
Proses check in berjalan lancar meskipun hanya menggunakan foto KTP teman ane. Ane mendapatkan sebuah kamar dengan king size bed, dan jendela yang langsung mengarah ke kerlipan lampu Kota Surabaya. Wah ane bersyukur sih tiba-tiba dapat rejeki.
Ane sengaja nggak mandi dari rumah karena mau mandi air panas di hotel. Wkwkw norak ya! Setelah mandi ane lanjutkan dengan leyeh-leyeh di kasur sambil nonton TV. Setelahnya lanjut kerja sebentar serta menyiapkan berkas-berkas dan file untuk ke Mojokerto besok. Ane juga habiskan nasi pecel yang sempaf ane bawa dari rumah. Sekitar jam 11 malam ane terlelap tidur.

26 Juni 2022
Ane terbangun sekitar jam 6 pagi dengan segar. Huahhh emang enak ya rasanya badan ni kalau bisa tidur maksimal, dan ane memang percaya tidur (deep sleep) adalah obat capek paling manjur.
Leyeh-leyeh sejenak, ane segera melanjutkan aktivitas dengan mandi dan bersiap-siap sarapan. Karena sekitar jam 8, temen ane akan jemput ane untuk bersama-sama ke Mojokerto. Oya karena jatah sarapan ane adalah untuk 2 orang, sewaktu temen ane jemput ane ajak dia sekalian sarapan. Daripada mubazir kan wkwkwk.. dasar orang ga mau rugi ya!
Sekitar jam 08.45, ane dan temen ane akhirnya meluncur ke Mojokerto. Sampai sana sekitar jam 10.00 dan ane segera melakukan kerjaan, mengelilingi area bekas penambangan yang telah direklamasi, dimana ane wajib mencatat segala macam jenis reklamasi (penataan dan revegetasi) yang dilakukan untuk nanti dibuat dalam bentuk laporan. Ane mencatat setiap data dengan detail dan berhati-hati, dan setelah melakukan tanya jawab singkat dengan pemilik tambang, ane menyelesaikan kerjaan sekitar pukul 12.00.

Dari situ ane diajak temen ane untuk makan siang ke Alun-Alun Mojokerto, katanya ada sate buntel (kambing) super-enak disitu. Sekut aja lah ya.. dan ternyataa oh ya ampun.. enaknya itu bener-bener di luar nurul wkkwkwk. Seenak itu rasanya. Dan seinget ane, habis kami beli, itu sate tiba-tiba udah sold out aja. Bener-bener dapat sisa di menit terakhir.
Setelah makan, akhirnya kita kembali ke Surabaya dan ane kembali diturunkan teman ane di Hotel Batiqa Darmo karena motor Scoopy ane, ane tinggal disitu. Dari situ ane ambil motor dan kembali ke kontrakan sekitar jam 2 siang. Ane habiskan siang sampai sore itu untuk tidur dan beristirahat.

Sekitar jam 6 sore, karena jenuh, ane putuskan jalan ke cafe langganan, Kopi Lain Hati. Disana ane duduk dan kerja sampai jam 9 malam. Yahh kerjaan ane ini emang ga selesai-selesai, tapi ya begitulah kehidupan seorang freelance kerja dari rumah dan dari 1 cafe ke cafe yang lain. Jam 9 malam akhirnya ane balik ke kontrakan dan tidur. Yahh begitulah hari ini. Ane berterimakasih banget atas rejeki 2 hari ini, bisa nginap gratis dan dapat kerjaan di Mojokerto😊😊.

Surabaya, 5 Juni 2022 : Deadline and Americano

Setelah tanggal 2 Juni kemarin terakhir kerja di luar, tepatnya di cafe langgananku, Kopi Lain Hati, hari ini ane pengen kerja di luar lagi. Hari ini ane lagi ada deadline menyelesaikan dokumen klien ane, rencana penambangan pasir di sebuah sungai di Lumajang Karena seharian udah dirumah, sekitar jam 4 sore ane meluncur ke Starbucks Merr, Surabaya Timur. Oya karena ga mau terlalu boros, sebelum pergi ane udah browsing menu-menunya, dan sejak dari rumah udah memutuskan akan membeli Es Kopi Americano (yang paling murah 🤣🤣). 

Sampai Starbucks jam 16.30 ane segera membuka laptop dan memulai kerja. Udah cukup banyak yang ane kerjain, dan ane harus segera menyelesaikannya karena klien sudah beberapa kali nanyain. Ceritanya sebenarnya ini kerjaan lama, dari tahun 2018 tepatnya. Tapi saat itu sama klien ane ga dilanjut karena ada suatu permasalahan, dan akan dilanjutkan tahun 2022 ini. 
Ane kerja disini sampai jam 19. Cukup banyak yang udah bisa ane tambahkan ke dokumen sehingga ane cukup senang. Huaaah semoga cepat selesai.

Jam 19.30 ane udah sampai kontrakan kembali. Disambut kucing-kucing ane yang crewet minta makan. Hari yang biasa aja sebagai freelance😁. 
Kucing ane Si Gembrot Oki.

7.30.2024

Surabaya, 2 Juni 2022 : Bosenan

Kerja jadi freelance yang kebanyakan waktunya dihabiskan didepan laptop artinya..... tanpa diselingi aktivitas/kegiatan lain selain laptopan hidup kita benar-benar akan monoton wkwkwk...itulah yang ane sering alami. Apalagi ane orangnya introvert dan mageran lagi. Jadi klop tu!

Hal itu menyebabkan ane sering banget pindah-pindah tempat pas kerja. Bagi ane gpp aktivitasnya tetep sama, tapi setidaknya suasana di sekitarnya yang berubah. Sebenarnya kalau sehari dua hari betah-betah aja kerja dirumah.. tapi kalau ga diselingi dengan kerja di luar kayak di cafe, warkop, dan sebagainya, wihh... Otak bakal meletup jenuh liat yang itu-itu aja wkwkwk....

Hari ini, 2 Juni 2022, sebenarnya ane pengen banget nyobain kerja di Perpustakaan Kota Surabaya. Ane lagi pengen bisa duduk kerja di tempat publik yang dingin dan ane bisa duduk lama-lama. Kenapa bisa duduk lama? Ya karena ane kalau kerja itu lamaaa...karena terlalu banyak hal yang harus dikerjain. Jadilah setelah membereskan urusan domestik (mandi, kasi makan kucing, makan siang), sekitar jam 11.30 ane otw dari kontrakan ane di Perumahan WS menuju ke Perpustakaan Kota Surabaya di deket kantor walikota Surabaya. Perpustakaan itu sendiri jadi satu area dengan Alun-Alun Kota Surabaya. Perjalanan ane tempuh sekitar 30 menit.

Nah pas mau masuk kawasan Alun-Alun Kota Surabaya itulah ane kecewa banget karena satpamnya bilang Perpustakaann-nya tutup karena masih ada acara Pemkot, dan besok baru buka.. hmmm.. padahal ane udah bela-belain motoran panas-panas kesini. Dan udah niat banget pengen nyobain Perpustakaan setelah sekian lama pengen tapi masih mager. Hhh tapi yaudahlah.. realita harus diterima.

Ane sempet browsing nyari tempat-tempat altenatif lainnya untuk kerja, namun ga ada yang pas di hati karena kebanyakan berupa cafe yang menu-menunya agak mahal. Setelah berpikir sejenak ane akhirnya memutuskan kembali ke arah Surabaya Timur, ke arah kontrakan, menuju ke cafe langgananku (Kopi Lain Hati) dan laptopan disana.

Ane fokus kerja dari jam 1 siang sampai 4 sore. Pesen segelas lemon soda. Karena ini hanya cafe kecil, ane ga terlalu enak kalau duduk lebih dari 3 jam. Jadilah sekitar jam 4 sore ane mengarahkan motor kembali ke kontrakan.

Apakah besok ane jadi mau ke Perpustakaan ulang? Nggak mager? Tau deh😁😁😁

Sampai kontrakan ane santai-santai sambil buka Grup Backpacker di FB saat melihat ada seorang member yang melempar pertanyaan di grup. Pertanyaan tersebut adalah 'apakah cukup uang 1,2 jt rupiah digunakan untuk uang makan selama 8 hari di Turki?' 

Ane menyimak jawaban para member lain, beberapa positif, beberapa netral, beberapa... alamak.. nyelekitnya! Ada yang bilang kalo nggak punya uang ga usah traveling ke luar negeri nanti nyusahin orang, makan promag, makan jasjus, dll. Kenapa yak orang jahat-jahat banget gitu jawabnya? Yah mungkin maksudnya bercanda. Tapi gak lucu juga.

Ane yang kebetulan kurang dari 1 bulan yang lalu habis backpackeran di Turki merasa pantas untuk menjawab. Bagi ane yang suka ngirit dan bawa rice cooker mini pas traveling, pertanyaan ini sangat pas buat ane wkwkwk... Si Tukang Ngirit beraksi menjawab! Well, jawaban iseng ane ternyata disukai banyak banget sama member. Ane masih berjuang nyari postingannya untuk ane ketik tapi kira-kira seperti ini.
Prinsip ane, ane gamau sih meremehkan keinginan orang untuk traveling. Karena ANE PERNAH BERADA DI POSISI TERSEBUT. Posisi dimana ane pengen banget traveling, tapi uang bener-bener pas-pasan. Sampe ane kadang-kadang ngayal, 'kayak gini coba aja ada orang baik yang tiba-tiba mensponsori ane buat traveling wkwk... Kek tiba-tiba bayarin ane traveling, dengan syarat ane akan bikin cerita yang bagus buat dia.'

Khayalan yang tidak pernah menjadi kenyataan! Wkwk. Mana ada kali.

Ane sadar.. memang hal seperti itu jarang sekali ada/bahkan tidak pernah ada. Kenapa bukan ane aja yang jadi 'orang magic' seperti itu? Jadilah ane berusaha membantu informasi terkait traveling apapun sebisa ane ke orang yang membutuhkan atau bahkan mengajak traveling beberapa sahabat ane. Yahhh...seperti kata pepatah, 

"Kalau kita nggak pernah menemukan orang baik, jadilah orang baik tersebut. "

7.29.2024

Solo, 29 Juli 2024 : Powerful Person


Can't agree more! Terjemahan,

"Seseorang yang merasa baik-baik saja ketika sendirian sesungguhnya adalah orang yang sangat kuat."

Orang yang tidak membutuhkan validasi dari orang lain untuk menjalani hidupnya, mandiri, kuat, tidak menggantungkan hidupnya/kebahagiaannya/harapannya kepada orang lain, berjuang untuk mimpi-mimpinya dengan sepenuh hati, tetap bertanggung jawab, dan tidak pernah membicarakan hal buruk ataupun memanfaatkan orang lain.

Baik-baik ketika sendirian ini bukan hanya perihal bisa pergi kemana-mana sendiri, tapi tentunya juga termasuk pola pikir. Bukan individualis atau anti sosial, dia tidak anti sosial, bisa berinteraksi dengan orang lain sewajarnya, tapi kembali lagi ke paragraf pertama diatas. 

Terkait pola pikir, dia mungkin sedikit kesepian, tapi tidak pernah benar-benar kesepian sampai depresi karena pikirannya selalu terjaga. Pikirannya selalu terlatih untuk memikirkan/melakukan hal-hal yang berguna jadi tidak membiarkan pikiran berkembang biak menjadi pikiran negatif dan overthingking.

Terkait perbuatan contohnya : Pergi ke mall sendiri, olahraga sendiri, makan sendiri, traveling sendiri, dan sebagainya. Dan he/she is fine with that. Tidak mempedulikan pendapat orang lain yang seakan-akan menghakimi dengan "Kok kasian banget ya dia sendirian terus, mungkin ga punya teman." Dia menikmati setiap aktivitas yang dia lakukan karena dia memang membutuhkannya.

Aku pengen menjadi pribadi yang seperti ini, kuat walaupun sendirian. Menggantungkan kebahagiaan/eksistensi/harapan kita ke orang lain bukankah sangat melelahkan ya? Menggantungkan kebahagiaan/eksistensi/harapan ke orang lain artinya, kita menggantungkan harapan, ekspetasi, akan apa yang mereka perbuat ke kita. Padahal hal itu sangatlah tidak pasti. Manusia lain, mereka mempunyai otak dan pemikiran sendiri, mereka mempunyai persepsi sendiri. Kita nggak bisa mengaturnya sesuai dengan ekspetasi kita. 

Biarpun apa yang mereka perbuat awalnya sesuai harapan dan ekspetasi kita, sehingga kita menjadi bahagia, namun hal itu tidaklah bisa dipastikan apakah akan bertahan lama atau tidak. Tentu saja sesuai dengan kondisi orang tersebut. Jadinya apa, hidup akan penuh dengan ketidakpastian. Kita melupakan bahwa didalam diri kita sendiri tersimpan potensi. Potensi untuk memunculkan kebahagiaan internal, kebahagiaan yang tidak bergantung kepada perlakuan orang lain.

Itulah kenapa aku suka kagum dengan orang yang apa-apa bisa sendiri. Orang yang sibuk mengejar mimpinya (bukan mengejarkan mimpi orang lain). I think they are the strongest person. Mereka tidak membiarkan orang lain mempengaruhi bagaimana mereka harus menjalani hidup. Mereka punya tujuan yang pasti, lurus, fokus. 

I wish i can be that kind of person! I'm on the way to practice everyday.

[Part 2] Journey to Bellitung : SD Laskar Pelangi

Hari ini ane bangun pagi dengan segar karena semalam tidur cukup enak. Hari ini ane mulai agak pagi karena berencana akan eksplor Kabupaten Belitung Timur, tepatnya kota Gantong dan Manggar, yang jaraknya sekitar 75 km sekali jalan dari Tanjung Pandan.

Tepat jam 06.45, ane mulai gas si Scoopy mengarah ke Kota Gantong. Perjalanan awal masih melewati bagian timur Kota Tanjung Pandan jadi masih cukup ramai, namun semakin ke timur, jalan menjadi semakin sepi dan dikelilingi oleh perkebunan sawit. Satu hal yang ane kagum dari jalanan di Pulau Belitung ini adalah, aspalnya halusnya minta ampun! Ane hampir ga menjumpai lubang atau apapun di jalanan. Namun konsekuensinya memang kita harus nyetir dengan waspada karena pengendara lain biasa melajukan motor dengan kencang.

Tujuan pertama ane sesampainya si Kota Gantong tentu aja sarapan. Ane arahkan Si Scoopy ke Pasar Tradisional Gantong, dan secara nggak sengaja menemukan 
Mie Gantong Laskar Pelangi. Setelah makan Mie Atep di Tanjung Pandan kemarin ane emang  bener-bener ketagihan dengan rasa Mie Belitung. Campuran antara gurih dan manis yang pas, ditambah potongan udang, wuaah mantap!

Semangkok mie belitung panas terhidang di hadapan ane, dan tidak butuh waktu lama bagi ane untuk menghabiskannya. Seporsi mie ini dihargai cukup murah Rp 15.000. Puas makan dan minum es teh, ane segera melanjutkan perjalanan menuju ke spot selanjutnya, Museum Kata Andrea Hirata.

Museum Kata Andrea Hirata ini merupakan museum khusus yang koleksinya menampilkan karya sastra dan lukisan yang dibuat dan dimiliki oleh Andrea Hirata. Peresmian Museum Kata Andrea Hirata diadakan pada bulan November 2012. Museum Kata Andrea Hirata merupakan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Saat itu tiket masuknya Rp 50.000 dan ane mendapatkan tiket dan buku saku Laskar Pelangi.

Puas berkeliling Museum Kata Andrea Hirata, ane arahkan si Scoopy ke spot selanjutnya, tidak lain tidak bukan Desa Wisata Replikasi Rumah Laskar Pelangi. Salah satu atraksi paling terkenal di desa wisata itu adalah Replika SD Muhammadiyah. Bangunan itu ialah replika SD Muhammadiyah yang merupakan representasi sekolah asli tempat penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, menimba ilmu dan pengetahuan. Ane mengelilingi bagian dalam replika SD itu sambil mengambil beberapa foto. Tiang bendera dengan bendera merah putih terlihat gagah berkibar. Ane mengambil beberapa foto dan duduk-duduk sejenak karena udara yang semakin panas. Oh ya sialnua disini HP ane sempet jatuh trus kacanya pecah huhuhu...

Puas mengelilingi Desa Wisata Laskar Pelangi, ane mengarahkan motor 20 kilometer menuju Kota Manggar. Disini terkenal kopi bubuknya. Jadi aku nongkrong di warkop, beli es kopi manggar, beli beberapa bubuk kopi. Sambil baca buku saku laskar pelangi... Cukup lama ane duduk, sekitar 1 jam, sebelum memutuskan harus segera pulang kembali 75 kilometer menuju Tanjung Pandan.

Jalanan Belitung yang mulus membuat ane bisa dengan leluasa mengendarai motor ke ibukota kabupaten, Tanjung Pandan.. Sepi.. Sepi sekali jalannya. Hanya sesekali aku menjumpai pengendara motor lain yang terkadang mendahuluiku dari belakang dengan begitu kencangnya. Aku mengeluarkan headset, dan mulai mendengarkan lagu-lagu road traveling untuk mengusir kesunyian di jalan. Hatiku merasa begitu nyaman. Ane memang sangat menyukai berkendara dengan motor. Ane akhirnya sampai Kota Tanjung Pandan sekitar jam 3 sore, dan menyempatkan makan sore di KFC sebelum kembali ke bandara. Ane meminta motor diambil disitu. Oya sebelum berpisah dengan supir bus damri kemarin ane sempat dipeseni kalau mau balik ke bandara lagi, ane disuruh WA/sms mereka, nanti akan dijemput. Jadi kayak transport pribadi hehe..

Akhirnya ane 'dijemput Damri' sekitar jam 15.15 dan sampai bandara sekitar pukul 16.00. Penerbangan ane ke Jakarta sendiri adalah pukul 17.30. Tidak ada masalah berarti sampai Jakarta, cuma pesawat lanjutan  Jakarta-Surabaya ane sempat delay. Dari yang awalnya transit 1 jam, menjadi 3 jam-an, namun Sriwijaya Air cukup bertanggungjawab dengan memberikan kami nasi serta air.

Menunggu 1.5 jam, sekitar jam 20.30 akhirnya pesawat kami ke Surabaya ready juga. Penerbangan berlangsung dengan baik, dan sekitar jam 22.00 telah mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Ane ambil motor dan akhirnya sampai kos jam 23.00.

Traveling membuatku semakin semangat, dan semangat bekerja. Kalau lagi butek-buteknya, dengan pergi sehari dua hari aja, otak udah seger banget dan bisa mikir cepet. Pengalaman kilat di Pulau Belitung yang akan selalu terkenang😊

----- finished ----

7.27.2024

[PART 1] Journey to Ende - Maumere : Berangkat, Bukit Roja dan Teman Baru!

Perjalanan keempat ane menggunakan SJ Travel Pass berlanjut ke Pulau Flores, tepatnya akan landing di Kota Maumere. Tujuan ane sebenarnya mau ke  Kabupaten Ende, dengan tujuan utama ke Danau Kelimutu. Tapi karena Sriwijaya Air tidak ada rute langsung Surabaya - Denpasar - Ende, jadilah ane mengambil penerbangan Surabaya - Denpasar - Maumere. Dari Maumere ke Ende rencana ane akan naik minibus. Menurut google map sih jaraknya 115 km dan bisa ditempuh dalam waktu 3,5 jam dengan jalan yang 80% kelak-kelok khas Pulau Flores. Well, jalani saja demi impian melihat Danau Kelimutu! 

Tiket ane Surabaya - Denpasar - Maumere PP yang sudah terkonfirmasi. Dengan membership SJ Travel Pass total ane hanya membayar Rp 383.200.

Ane berangkat dari kos jam 6 pagi, dan sampai di Bandara Juanda 30 menit kemudian. Check in berjalan lancar dan ane mendapatkan 2 boarding pass, Surabaya - Denpasar dan Denpasar - Maumere. Penerbangan Surabaya - Denpasar berlangsung lancar kurang lebih 1 jam. Transit 1 jam di Denpasar, ane lanjut terbang Denpasar - Maumere dan landing sekitar jam 12 siang. Ini kedua kalinya ane menginjakkan kaki di Pulau Flores, dimana pertama kali itu adalah tahun 2014 saat ikut proyek ke Labuan Bajo. Seneng banget rasanya bisa kembali ke pulau ini, apalagi bayangin bisa mengunjungi salah saru destinasi wisata paling utama di Indonesia, Danau Kelimutu.

Excited setiap menginjakkan kaki di NTT. Ini difotoin traveler bule.

Keluar dari bandara ane mengiyakan salah satu taksi yang menawari mengantarkan ke pool minibus yang mau ke Ende. Seinget ane tarif taksinya 100ribu. Menurut ane cukup wajar lah karena naik mobil. Selain itu ane juga ga punya option lain dan belum sempet browsing jadi gas aja lah. Waktu tempuh dari Bandara Frans Seda Maumere ke pool minibus yang mau ke Ende cuma 15 menit, dan kesan pertama ane tentang Kota Maumere adalah kotanya cukup rapi, jalanan lebar, dan agak panas. Yah seperti kota-kota pada ummnya.

Jalanan di Kota Maumere. Ane ambil dari Google Street View.

Turun dari taksi ane langsung dapat minibus tujuan Ende. Namun sebelum naik ane sempatkan makan siang di warung dekat pool itu dulu. Perjalanan Maumere + Ende akhirnya dimulai. Penumpang nggak terlalu banyak dan ane duduk di kursi tengah dengan nyaman. Ane bersyukur penumpangnya nggak terlalu penuh karena ini bakal menjadi perjalanan cukup panjang serta berliku.

Rute gergaji Maumere - Ende. 

Minibus yang membawa ane dari Maumere ke Ende. 

Perjalanan berlangsung cukup lama melalui kelak-kelok yang seakan tanpa akhir di Jalan Trans Flores yang lebarnya hanya sekitar 4 meter. Minibus juga beberapa kali berhenti di rumah warga baik untuk menurunkan penumpang, menaikkan penumpang ataupun mengambil barang titipan. Ane menikmati setiap pemandangan yang tersaji di depan, sambil sesekali bersyukur dalam hati bisa kembali menginjakkan kaki di Pulau Flores. Berbeda dengan pulau lainnya di NTT yang pernah ane kunjungi, Pulau Flores ini cukup subur karena seperti kita semua pernah tau disini banyak gunung apinya. Jadilah disepanjang jalan tanaman hijau mendominasi memanjakan mata.

Pemandangan sepanjang jalan Kota Maumere ke Kota Ende. Ane ambil dari Google Street View. 

Pemandangan sepanjang jalan Kota Maumere ke Kota Ende. Ane ambil dari Google Street View. 

Pemandangan sepanjang jalan Kota Maumere ke Kota Ende. Ane ambil dari Google Street View. 

Sekitar jam 6 sore, akhirnya ane sampai di Terminal Kota Ende. Tadi di perjalanan ane udah nandai hotel yang rencana bakal ane inepin (ane belum booking). Jadilah ane segera pesan ojek dan diturunkan di depan hotel. Ane udah sempet masuk halaman hotel dan mencari resepsionis untuk nanya harga tapi tiba-tiba ane di-WA Imam, temen FB ane yang lagi keliling NTT, dan kebetulan posisinya sekarang juga lagi di Kota Ende.

Saat itu Imam nanya ane mau nginap dimana. Ane bilang bahwa ane rencana mau nginep hotel, ini udah sampe hotelnya dan mau check in. 

"Lah kesini aja tidur di rumah Fuad. Kita juga nginep bareng-bareng disini. Nanti biar Fuad yang ngantarin kamu juga ke Danau Kelimutu," kata Imam di WA.

Sebenarnya ane tipe orang yang nggak enak kalau ngrepotin tinggal dirumah orang. Tapi akhirnya ane iyakan aja supaya bisa nambah temen dan supaya Fuad ga repot-repot jemput ane kesana kemari. Ditambah lagi sesuai dengan prinsip awal ane ingin berhemat. 

Imam mengabari via WA kalau kita langsung ketemu di warung makan aja, nanti baru bareng-bareng ke rumah Fuad. Ane segera naik ojek kewarung tersebut dan bertemu Imam, Fuad serta banyak kawan lainnya. Disitu ane berkenalan dengan mereka dan emang mereka itu sebaik dan seramah itu. Bahkan malah makan ane dibayarin Imam, buset nggak enak banget deh ane. Ane berjanji nanti harus gantian ane traktir mereka kalau makan bareng lagi. Selesai makan ane diajak ke rumah Fuad dulu untuk meletakkan tas. Disitu ane sempet ngobrol sama keluarganya Fuad, mereka sungguh baik-baik banget.

Keluarga Fuad 

Sorenya menjelang magrib, Imam cs ngajak ane nongkrong di Cafe Pantai Ria yang berada di Pantai Kota Raja, pesisir timur Kota Ende. Disitu ane pesen pisang goreng coklat keju, es dan kita bercerita banyak. Memang Imam dan Fuad ini tipe-tipe orang yang easy going, sehingga membuat siapapun yang baru kenal jadi ga garing. Setiap ane diem diajak cerita ini itu, jadi ane ga merasa malu.

Nongkrong

Nongkrong selama 1.5 jaman disitu, tiba-tiba ada yang ngajakin ke Bukit Roja. Katanya dari Puncak Bukit itu bisa lihat Gunung Meja, Kota Ende dan Pelabuhan Ende. Ane setuju-setuju aja, dan saat udah mau berangkat tiba-tiba temen Imam berjalan ke kasir mau membayar jajan kita malam ini. Ane yang merasa nggak enak tadi udah ditraktir makan, langsung menahannya dan bilang kali ini ane yang bayar. Untungnya temen Imam setuju dan ane kemudian membayarnya. Huftt lega deh ane.

Perjalanan kita lanjutkan bareng-bareng naik motor ke titik pendakian Bukit Roja, berupa rumah-rumah warga sehingga nggak terlalu sepi. Dari situ kita membayar tiket masuk dan memulai pendakian selama 20 menit sampai puncak bukit. Pendakiannya cukup curam, namun nggak terlalu melelahkan.

Sampai di puncak, memang benar kita bisa melihat kerlap-kerlip Kota Ende dari ketinggian dan aktivitas kapal nelayan yang mencari ikan. Disini aktivitas kita foto-foto dan cerita-cerita sampai sekitar 1 jam.

Foto bareng Fuad cs di Bukit Roja. Thank u friend!

Sesaat kemudian kita turun dan meluncur kembali ke rumah Fuad. Sampai rumah ane disuruh segera istirahat sama Fuad karena kita berencana akan otw ke Danau Kelimutu jam 3 pagi ini. Wowww.... Melintasi Jalan Trans Flores jam 3 pagi. Semoga aman ya! See u tomorrow!

7.26.2024

Dubai, 7 Mei 2023 : Finnaly visit Burj Khalifa and Surround!

Pesawat Air Astana yang ane tumpangi sedikit demi sedikit mulai menurunkan ketinggian. Ane mulai bisa melihat landscape Kota Dubai dari ketinggian. Padang pasir berwarna coklat keemasan tanpa batas. Sesekali terlihat adanya oasis-oasis dan sedikit pepohonan, dan pemukiman-pemukiman warga. Ane udah membatin, negara ini kayaknya bakal panas banget.


Beberapa orang berteriak saat pesawat mengalami turbulensi cukup kencang saat pesawat udah mau landing. Haha ane nikmatin aja sensasi roller coaster ini. Penerbangan selama 4 jam 40 menit dari Almaty ke Dubai akhirnya berakhir saat roda pesawat menyentuh landasan Bandara Internasional Dubai. Jam lokal menunjukkan pukul 1 siang, dimana ane mempunyai waktu transit 14 jam disini sebelum penerbangan lanjutan Dubai - Kuala Lumpur. Hal ini tentulah tidak ane sia-siakan, ane harus masuk negara ini dan liat Burj Khalifa! Burj Khalifa sendiri merupakan gedung pencakar langit tertinggi di dunia, dimana ketinggiannya mencapai 828 meter. Kapan lagi kan? Mumpung transit panjang. Ane juga udah merencanakan ini jauh-jauh hari sehingga udah bikin visa transit Uni Emirat Arab, dan sengaja memilih penerbangan yang landing Dubai siang dan layover diatas 12 jam.


Turun dari pesawat ane segera mengikuti tanda baggage claim/immigration, tapi disini ane langsung ke imigrasi karena koper-koper yang berat akan langsung dioper oleh maskapai dan diambil di tujuan akhir Kuala Lumpur. Ane tidak menjumpai masalah berarti saat di imigrasi dan E-visa yang telah kami print tidak diminta oleh mereka (mungkin ketika paspor kita discan udah muncul otomatis data Evisa kita di mereka). Dan sebagai welcome gift dari Pemerintah Dubai, kita malah dikasih free simcard dan paket internet 1 gb. Mantaap! Terimakasih Dubai. Tau aja kamu mahal jadi dikasih paket internet gratis buat eksplor sejenak wkwkwk...

Selanjutnya seperti biasa ketika memasuki negara baru, ane harus punya mata uang negara tersebut. Kebetulan sebelum terbang dari Almaty tadi pagi, ane udah nukar sisa uang Tenge Kazakhstan ke Dirham UEA. Kebetulan menurut ane masih cukup jadi ane nggak tarik tunai lagi. Uang lokal dan paket internet sudah beres, target selanjutnya sebelum keluar bandara adalah menitipkan tas ransel ane yang superberat karena ada laptop didalamnya. Ane sama sekali nggak memilih option membawa tas laptop ini ikut jalan, adoohh...bisa bonyok nanti punggung ane dihajar gravitasi wkwkwk... Laptop ane dan chargernya aja beratnya udah 4-5 kg. Masih ditambah barang-barang lainnya di tas.

Browsing sejenak, Emirates Airlines ternyata ada layanan penitipan bagasi /luggage storage di bagian kedatangan/arrival di Terminal 3. Setelah mencarinya sejenak, ane menemukannya dan menitipkan 1 ransel daypack seharga 35 dirham atau setara kira-kira Rp 154.000. Legaaa... Akhirnya ane bisa segera jalan keluar bandara!

Ane udah browsing sebelum berangkat, dan cara paling hemat untuk keliling Kota Dubai adalah menggunakan transport umum yang mencakup metro serta bis. Untuk naik transport umum di Dubai kita membutuhkan kartu namanya Nol Card, dimana Nol Card bisa dibeli yang model day pass, artinya cukup beli satu kali bisa dipakai seharian seharga 20 dirham atau Rp 88.000. Belinya bisa dilakukan di stasiun metro yang berada di dalam bandara.

Ane membelinya dan segera menaiki metro red line untuk menuju ke halte terdekat dengan Burj Khalifa yaitu Halte Dubai Mall. Perjalanan berlangsung singkat selama 20 menit, dan ane bener-bener bisa melihat pemandangan sekilas Kota Dubai. Gedung-gedung modern pencakar langit, jalan-jalan yang lebar, mobil-mobil mahal berseliweran adalah pemandangan yang mendominasi. Suasana di dalam metro cukup padat dan kebanyakan seperti orang India. 



Pada awalnya kita jalan dengan santai melewati bagian dalam Dubai Mall. Beberapa kali ane bertanya kepada satpam arah ke Burj Khalifa dan diarahkan terus luruss aja. Ane terus mengikuti arahan, mengikuti rombongan orang-orang yang 'sepertinya' mau ke Burj Khalifa juga, serta beberapa kali cek goole map,  dan perasaan kok nggak sampe-sampe ya?! Jadilah ane jalannn... Jalan.... Dan jalan... Menyusuri mall selama kurang lebih 2 km sampai akhirnya menemukan jalan keluar mall yang mengarah ke Burj Khalifa.. ya ampunnnn... Semploh kakinya rek!




Matahari masih bersinar terik membuat ane cukup kesulitan untuk berfoto dengan Burj Khalifa. Ane akhirnya muter-muter area di sekitar Burj Khalifa yang dipenuhi dengan mall, restoran, hotel, dan segalanya yang fancy-fancy.


Pukul 4 sore kita sempat melihat pertunjukkan air mancur dengan lagu India yang bersemangat. Dan satu fakta yang ane tau memang, sebagian besar orang yang ane lihat itu di sekitaran Dubai itu memang look-nya seperti orang India. Dan setelah ane baca, memang Dubai itu 80% berisi expat dari India. Orang lokal UEA sendiri malah hanya 10%, sisanya 10% dari negara lain-lain. Pantes aja....


Selesai melihat pertunjukkan air mancur, ane masih sempet jalan-jalan di sisi lain Burj Khalifa. Sore itu suasana begitu ramai, banyak orang yang datang khusus untuk berfoto-foto. Suasana panas membuat ane cepet laper, tapi ga berani jajan karena setangkup es krim aja 25 AED atau setara 100ribuan 😁😁.

Setelah puas berkeliling, ane masih punya tujuan 1 lagi yaitu Burj Al Arab, yaitu gedung pencakar langit di tepi pantai. Jam sebenarnya sudah cukup sore, dan matahari sudah hampir terbenam. Cuma ane merasa nanggung aja kalau nggak kesana sekalian. Akhirnya berbekal google maps, kita berjalan ke arah jalan raya dan menunggu bis di bus stop yang bentuknya sama sekali tidak meyakinkan karena berada di tepi jalan raya yang ramai banget.

Menunggu dan menunggu, selama kurang lebih 10 menit, kok tidak ada tanda-tanda ada bus yang lewat yaa. Matahari juga menunjukkan tanda-tanda udah mau terbenam. Jalan raya didepan ane didominasi oleh mobil-mobil berkecepatan tinggi. Ane nggak melihat satupun bus yang melintas.

Beberapa saat kemudian ane akhirnya menyerah, karena walaupun dapat bus ke arah Burj Al Arab, ane masih harus jalan kaki 1 km lagi. Belum nunggu bus pulangnya yang pasti bakal berasa horror kalau tempatnya sepi dan gelap. Ane akhirnya putuskan jalan pulang saja kembali ke bandara, karena kaki rasanya juga udah semploh banget jalan kaki berkilo-kilometer hari ini. Urat paha sama betis udah sakit semua🥲🥲.

Oh tapi tidak semudah itu ya.. wkwk.. untuk menuju ke stasiun metro terdekat, ane harus jalan kaki +- 2 km kembali. Tapi karena tidak mau lewat bagian dalam Dubai Mall lagi, ane putuskan jalan kaki menyisir jalan raya. Kebetulan keadaan masih ramai dan beberapa orang terlihat berjalan kaki juga jadi ane PD aja. 

Disepanjang jalan ane sempatkan foto-foto juga dengan gedung-gedung modern di Kota Dubai. Memang negara ini sangat fancy sih. Hidup disini bakal enak banget kalau punya banyak duit hehehe...


Ane sempet harus berhenti beberapa kali karena urat kaki rasanya bener-bener kayak mau putus. Berjalan kurang lebih 45 menit, sampailah kita di Stasiun Metro. Akhirnyaaa... Kami mengambil metro red line dan segera kembali ke Bandara.




Perjalanan ke bandara ditempuh selama kurang lebih 20 menit. Malam itu ane sempat mandi dan bersih-bersih untuk persiapan penerbangan Dubai - KL. Dan karena bener-bener kecapekan, ane tidur sangat enak di 6 jam penerbangan Dubai - KL. Hanya bangun pas makan.  Hihi.. thank you Dubai City untuk pengalamannya.


7.25.2024

Abu Dhabi, 26-27 April 2022 : Mengunjungi Yas Bay Waterfront Dini Hari Sewaktu Transit

Trip ke Abu Dhabi ini merupakan rangkaian dari Trip Turkey - UEA - Serbia yang kulakukan dari 23 April 2022 - 13 Mei 2022. Perjalanan ke Abu Dhabi ini ane lakukan saat transit penerbangan Jakarta - Istanbul.

Cerita selanjutnya disini.


Pesawat Etihad yang ane tumpangi sukses mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Zayed, Abu Dhabi. Saat itu jam setempat sudah menunjukkan pukul 23.00, dimana ane mempunyai waktu transit sampai pukul 09.30 esok hari sebelum melanjutkan penerbangan Abu Dhabi - Istanbul, Turkiye. Rencana awal ane adalah ane pengen keluar eksplor Kota Abu Dhabi sejenak. Turun dari pesawat, setelah berjalan masuk ke gedung bandara, kami dihadapkan pada 2 pilihan, belok kiri untuk langsung masuk di zona transit, atau lurus naik tangga untuk menuju baggage claim/imigrasi. Masuk zona transit artinya ane tinggal nunggu aja penerbangan Abu Dhabi - Istabul esok hari jam 9.30 di zona transit. Kegiatan yang dilakukan bisa dengan cari spot tidur dan tidur sepuasnya. Masuk ke arah baggage claim/imigrasi artinya ane bisa masuk negara Uni Emirat Arab sejenak.

Setelah berpikir sejenak, ane ambil pilihan lurus naik tangga. Artinya ane putusin masuk negara Uni Emirat Arab, toh kita sudah punya E-visanya dan memang rencana awalnya begitu. Sebelum berangkat pun ane sudah browsing apakah aman jalan di Abu Dhabi tengah malam, dan hasil pencarianku mengatakan Abu Dhabi dan Dubai adalah termasuk kota teraman di dunia bahkan untuk traveler perempuan jalan sendirian di malam hari.



Setelah memutuskan masuk, ane segera tarik tunai dirham (AED) di ATM dan membeli paket internet 24 jam. Karena hanya beberapa jam aja, ane mengambil sekitar 250 dirham/1 jutaan rupiah dan membeli paket internet roaming 24 jam. Kelar urusan uang dan paket internet, ane segera maju ke imigrasi. Petugasnya seorang pria yang kesan awalnya tidak terlalu ramah. Aku menyodorkan paspor dan print E-visaku, tapi dia hanya mengambil paspornya. Sepertinya memang E-visa ane sudah terdeteksi otomatis ketika si petugas scan paspor ane, jadi nggak wajib membawa print-nya.

"Swab you finger," kata petugas tersebut dengan nada dalam dan tegas.

Saat itu - April 2022 - seperti kita tau bahwa dunia baru saja setengah pulih dari Covid 19. Jadi segala sesuatu yang bersifat sentuhan (yaitu scan sidik jari di alat pendeteksi sidik jari) dibatasi. Disini dilakukan dengan 'menggeser 5 jari secara melayang' diatas alat pendeteksi, jadi tidak menempelkannya seperti biasanya. Ane yang ga terlalu ngerti perintah malah menempelkan jari ane ke alat pendeteksi tersebut.

"SWAB," katanya mulai meninggikan tangan.

"How, like this?" Kataku. Ane mencoba beberapa kali tapi masih salah.

"SWABB!!!" jawabnya setengah membentakku.

Ane akhirnya menggeser 5 jari secara melayang dengan ragu dan akhirnyaaa emang itu yang bener. Ane sempet kesel banget dengan perlakuan imigrasi yang sangat 'ramah' itu, tapi berusaha melupakannya. Benar-benar sambutan yang sangat 'baik'.

Bagaimanapun ane akhirnya lega bisa melewati imigrasi dan melihat pemandangan Kota Abu Dhabi pertama kalinya. Saat itu terlihat banyak orang-orang yang duduk-duduk menunggu jemputan di area kedatangan bandara. Ane segera duduk dan mengutik-utik aplikasi uber. Ane sebenarnya pengen banget mengunjungi salah satu ikon religi di Abu Dhabi yakni Masjid Agung Sheikh Zayed, salah satu masjid paling besar di dunia dengan 82 kubahnya yang kembaran dengan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo. Namun setelah browsing lebih lanjut, ternyata jam 22.00 masjid tersebut sudah tutup. Ane segera mencari tujuan alternatif yang bisa dilihat/dinikmati tengah malam dan lokasinya tidak jauh dari bandara. Ane menemukan Yas Bay Waterfront yang berjarak 7 km dari Bandara Internasional Zayed. Yas Bay Waterfront ini terletak di Pulau Yas, pulau yang awalnya menjadi satu dengan dataran utama kota Abu Dhabi, namun sengaja dipisah dengan membuat kanal yang memanjang di sebelah timurnya. Di Pulau Yas ini juga terdapat sirkuit balap mobil Grand Prix, taman hiburan, pantai dan lapangan golf.


Yas Bay Waterfront, tempat yang ane kunjungi ini terletak di bagian selatan Pulau Yas. Jadi konsepnya di sepanjang pinggir pantai itu terdapat jalur pejalan kaki yang mengelilingi bagian selatan Pulau Yas, dimana di sepanjang tepi pantai juga akan banyak restoran, cafe, bar, dan hotel. 
Bayangan yang muncul di kepala ane pasti mirip Marina Bay Walk di Singapore. Dan ane yakin pastilah area itu masih ada orang-orang lah ya.. masih ramai meskipun tengah malam. Ane segera memesan Uber ke titik tersebut dan langsung mendapatkan mobil Lexus. Buset ojek online aja pakai Lexus ya disini! Wkwkwk


Tidak sulit bagi ane untuk menemukan Lexus tersebut.  

Mutar-mutar di kawasan mall, pedestrian tepi laut. Patung astronot, stadium etihad.

Duduk-duduk sampai sekitar jam 1 pagi, suasana sepi, kembali ke bandara.

Beli kopi, mie sama pisang habis 240ribu.

Boarding to Turkey.

7.22.2024

[1] Sawadee Kamboja : Perjalanan Bangkok - Siem Reap dan Pasar Malam Angkor

Trip ini merupakan rangkaian trip Thailand - Kamboja - Malaysia yang kulakukan dari 23 Januari 2012 - 2 Februari 2012

PART sebelumnya : DISINI

25 Januari 2012

Kelelahan akut karena terlalu semangat seharian menjelajah Kota Bangkok kemarin membuat tidur ane sangat nyenyak. Oiya kemarin sebelum pulang penginapan kita sudah membeli tiket travel dari Bangkok ke Siem Reap (Kamboja) juga. Well, kok secepat itu meninggalkan Kota Bangkok? Karena kita merasa kayaknya udah semua wisata utama di Bangkok dikunjungi seperti Wat Phra Kaeo, Wat Pho, Wat Arun, Wat Indrawihan, Khaosan Road, MBK. Udah ga ada tempat spesifik yang ingin kita kunjungi lagi, jadi kita memutuskan langsung geser ke tujuan selanjutnya untuk menghemat waktu dan uang, Kota Siem Reap, Kamboja. Tujuan utama kesana tak lain tak bukan adalah ke Angkor Wat.

Pagi itu setelah sarapan kami dijemput oleh mobil travel sekitar jam 07.30. Dari tempat penjemputan kita di-drop di kantor utama travel dan digabung dengan beberapa traveler lainnya dari berbagai macam negara. Ada traveler dari Jepang maupun Eropa. Setelah menunggu sejenak, perjalanan akhirnya dimulai. Rutenya adalah Bangkok - Aranyaphratet (kota perbatasan Thailand - Kamboja), disambung imigrasi keluar Thailand, imigrasi masuk Kamboja, kemudian Poipet (kota perbatasan Kamboja - Thailand) ke Siem Reap. Perjalanan yang bakalan cukup panjang dengan total jarak tempuh 400 kilometer dan waktu tempuh 7 jam. Sepertinya hari ini bakalan panjang, apalagi sambil melewati imigrasi kedua negara yang ane gatau bakalan berapa lama.

Perjalanan Bangkok - Aranyaphratet berlangsung selama 3 jam lebih, dan akhirnya tibalah saat kita harus menghadap imigrasi. Ane dan Alfi tidak menjumpai masalah berarti di imigrasi keluar Thailand. Selanjutnya menggunakan mobil van yang sama kita dibawa ke suatu tempat dan diarahkan untuk mengisi kartu kedatangan negara Kamboja. Ane disini sekalian jajan karena udah lumayan laper.
Dari sini, kami dibawa ke imigrasi masuk Kamboja yang berjarak sekitar 500 meter dengan mobil bak terbuka. Saat itu mobil bak benar-benar penuh teman-teman dari berbagai kewarganegaraan (Jerman, Perancis, Jepang, Korea). Sampai imigrasi masuk Kamboja, perjuangan selanjutnya dimulai.



Saat itu kami melihat antrian imigrasi yang sangat panjang, bahkan sampai melebihi lorong antrian ke jalan raya. 

'Wah la ini.. wes... Bakal lama..' keluh ane dalam hati.

Ane mulai berdiri di belakang bule-bule yang berbadan besar. Dari mulai panggul tas backpack, sampai nggak kuat dan ane seret-seret dibawah saking lamanya. Beberapa traveler lain terlihat sangat kelelahan sampai duduk di lantai. Dengan kecepatan siput akhirnya 2 jam kemudian kami mendapatkan stempel masuk negara Kamboja hhh.....kami disambut dengan kota kecil yang berdebu. Meskipun memiliki aksara yang hampir mirip - Thai dan Khmer - ane sadar ane udah memasuki negara lain. Artinya bahasa lain, mata uang lain dan budaya lain. Mata uang resmi di Kamboja sendiri adalah USD dan Riel Kamboja. Jadilah di perbatasan itu ane menukar beberapa USD ke riel karena pengen punya uang pecah juga.

Setelah semua rombongan di mobil travel selesai urusan imigrasi, perjalanan kami berlanjut dengan bus yang lebih besar. Jarak yang masih harus kami tempuh adalah 150 km dengan jarak tempuh 2,5 jam. Saat itulah ane melihat masih banyak kemiskinan di negara ini. Rumah-rumah dari bambu, anak-anak kecil berpakaian lusuh yang berlarian, jalanan yang berdebu. Supir kami bahkan mengatakan negara ini masih sangat miskin, dan banyak fasilitasnya yang masih dibawah standar. Sesuatu yang benar-benar ane saksikan sendiri dari jendela mobil. Titik air mata tanpa sadar menetes dari sudut mata ane. Ane emang nggak kaya, bahkan masih mahasiswa. Tapi paling nggak bisa kalau melihat sesuatu yang seperti ini. Padahal mungkin saja hidup mereka baik-baik aja dan bahagia kan....



2,5 jam kemudian kami telah sampai di pool travel di Kota Siem Reap. Disitu kami langsung dikerubungi oleh orang-orang yang menawarkan jasa taksi maupun tuk-tuk. Karena ane dan Alfi belum booking tempat untuk kita nginap malam itu, kami ditawari oleh supir taksi penginapan yang katanya seharga 1000 baht. Karena merasa tarifnya masih masuk kami OK-kan saja. Bapaknya menyuruh kami menunggu sebentar untuk dicarikan barengan. Dan akhirnya ane dan Alfi bareng sama 2 orang bule yang sepertinya mau ke penginapan yang sama. 

Beberapa saat setelahnya kita berangkat naik mobil dan sampai di penginapan tersebut. Sampai disana kami disuruh menunggu dibawah, sedangkan si bapak sibuk bolak balik nganterin si bule lihat kamar. Kami benar-benar dicuekin sampe akhirnya Alfi angkat bicara,

"And how about us?"

"Oke-oke you two come here."

Hhh.. akhirnya! Setelah daritadi yang diurusin si bule terus!

Kita dibawa ke kamar atas, dan menurut ane udah lumayan bagus lah. Kamarnya lumayan besar dengan twin bed dan TV tabung. Sudah sangat cukup bagi kami berdua. Toh hanya berencana 2 malam saja disini sebelum kembali ke Bangkok lagi. Kami melakukan pembayaran dan setelahnya langsung melemparkan diri ke kasur. Hhhh....benar-benar melelahkan hari ini.


Sesaat kemudian kita berdua menyadari kita laper banget. Setelah diskusi sesaat, akhirnya ane usul ke Alfi, gimana kalau kita coba cari ke bawah. Siapa tau ada warung gitu kan. Ternyata ada warung lokal yang jual, dan kita memesan nasi telur.
Malam itu akhirnya kita putuskan jalan-jalan melihat Pasar Malam Angkor. Di pasar itu dijual pernak-pernik seperti gelang, kalung, selendang. Selain itu ada baju-baju khas Kamboja, topi, massage, dan berbagai macam oleh-oleh lainnya. Sebenarny kaki ane masih berasa banget capeknya habis menjelajah Kota Bangkok kemarin, dan sangat tergiur dengan tawaran massage yang banyak disitu. Namun saat itu kondisi kaki ane adalah baru kurang dari 3 minggu yang lalu operasi mengeluarkan patahan jarum yang terinjak. Jadi ane ngeri-ngeri sedap kalau massage takut itu kaki kepijet. Padahal mah udah linu-linu banget apalagi paha dan betis.
Sekitar jam 10 malam, akhirnya kita pun kembali ke penginapan dan tertidur dengan nyenyak. Besok kita akan ke Angkor Wat, siapkan fisik!