Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.11.2020

Surabaya, 10 Juli 2020 : Adopsi Mochi dari Jalanan

Surabaya, 10 Juli 2020
Di Rumah Galaxy

Well, hari ini, gak nyangka banget dah, bakal ketambahan 1 keluarga baru lagi 😁😁😁 !

Dia adalah... MOCHI..!
Gimana ceritanya ane bisa mendapatkan Mochi? 

Jadi hari itu, laptop merah ane rencananya mau dipinjem Adi - saudaranya tante ati - untuk sidang thesis. Karena malemnya ane berencana mau kerja juga pakai laptop, alhasil ane dan Riant - teman ane - pun pulang ke Educity untuk mengambil laptop kecilnya Riant. Sewaktu balik ambil laptop, karena kelaparan, kami pun memutuskan makan mi ayam di dekat gerbang masuk Pakuwon.

Nah pas sampai warung mi ayam, belum duduk dan pesen, tiba-tiba ada bayi kucing malang ini yang terlihat duduk-duduk sambil cari makanan di tempat bakaran sate. Kebetulan warung mi ayam ini dekat dengan warung sate.

Sontak Riant bilang,

"Eh ada kucing kecil ini. Kasian ee. Kita bawa pulang udah ke rumah Galaxy?"

"Iyo-iyo bawa pulang aja. Eh sebelumnya tanya dulu sama orang sekitar, ada yang punya nggak? Ada induknya nggak?" Tanyaku sambil mengatur posisi duduk. Semangkok mi ayam ceker dan teh panas sudah kupesan.

"Nggak ada kok mbak, ambil aja gpp. Biasanya ada 2, cuma nggak tau ni yang 1 dimana," kata mas penjual mi ayam.

"Oh iya mas. Aku ambil ya," kata ane.

"Kayaknya harus cari kardus untuk bawa dia deh," kata ane. Kita memang posisi saat itu membawa motor.

Riant terlihat menjaga-jaga si kucing kecil terus. Karena si kucing terlihat kelaparan, ane pun nggak tega. 

"Aku ke Indomaret dulu beli Whiskas sama cari kardus ya," kataku sembari bersiap2 pergi. "Mas, aku ke indomaret sebentar ya cari whiskas," kata ane ke mas penjual mi ayam.

Tidak butuh waktu lama bagi ane untuk mendapatkan 2 bungkus wet food dari indomaret. Meski akhirnya tidak dapat kardus karena kata mas indomaret, kardusnya udah terlanjur diikat jadi 1 tumpukan besar.

Akhirnya selesai makan mi ayam ane dan Riant pun langsung membawa kucing kecil itu ke Rumah Galaxy. Berarti ini akan menjadi kucing adopsi ketiga ane setelah Chiko dan Poppy.

"Dinamain Mochi aja ya," kata ane ke Riant.

Haha. Gak nyangka banget hari ini dapat anak ketiga. Ane janji akan rawat kamu baik-baik Mochi, sampai jadi kucing sehat. Love u Mochi. Ane akan update terus perkembangan Mochi di blog ini.

Mochi di hari pertama Rumah Galaxy. Keadaannya sehat, hanya badannya sangat kurus. Nafsu makannya bagus banget, karena wet food whiskas habis dilahapnya. Dia tidak terlihat takut sama manusia, justru kalau dibelai langsung mendengkur.

Chiko terlihat masih penasaran sama Mochi. Kardus tempat Mochi tidur diintip-intip terus. Awal ketemu mereka masih saling geram menggeram. Tapi 2 hari kemudian udah main-main..

mochi makan wet food whiskas dengan lahapnya.

Wet food whiskas mochi dikuasai sama chiko 😁😁🤣

Jakarta, 10 April 2015 : Ngarep Dapat Project Pemetaan !

Jakarta, 10 April 2015
Mungkinkah?

"Tuhan....lancarkanlah semoga proyeknya goal...bisa jadi geologist lagi selama 3 bulan walau hanya status kontrak, berkutat dengan batu, sepatu sneakers/sepatu lapangan lagi, palu, kompas...awgg kangen skali...setelah semingguan terakhir ini berkutat dengan rapat n draft rapat umum pemegang saham hehehe, pusing ga tau apa2."

Surabaya, 11 Juli 2020
Di Educity
Status ini ane tulis seminggu setelah memulai perantauan di Jakarta. Ya, sudah 5 tahun yang lalu. Saat itu ane sedang magang di bank swasta yang memberi ane beasiswa selama kuliah. Sudah seminggu, apakah ane sudah bisa menikmati pekerjaan baru ini di Divisi Legal?

Hmmmm.... Gimana ya.. Not Really.. Perasaan ane datar aja. Bahagia banget tidak, sedih banget tidak. Karena kerja di bank emang bukan passion ane gan, bahkan jujur, ane sama sekali tidak pernah menginginkannya. Apalagi divisi legal. Divisi di bidang 'perhukuman'. Setiap hari kerjaanku tidak jauh dari ngecek perjanjian-perjanjian, apakah sudah sesuai dengan hukum di Indonesia atau belum. Bagi ane yang anak geologi dan menyukai lapangan, itu sangat membosankaaaaaan !

Ditambah lagi, yang namanya kerja di bank pastilah sangat memperhatikan 'penampilan' ya gan. Baik "teller/front office" ataupun yang di "back office" kayak ane. Ya meski penampilan di "back office" yang ane maksud tidak seperti "front office" ya. Ya bayangkan aja penampilan orang-orang kantoran Jakarta, tapi sedikit lebih "necis" lah. 

Yang bikin ane sebel, baru beberapa hari kerja aja ane udah 2x dapat komentar tentang penampilan. Yang pertama OK ane salah, ane ke kantor pakai sneaker. Tapi itu terpaksa karena sepatu formal ane masih basah (terpaksa ane cuci karena kotor menginjak sesuatu), dan sudah ane jelaskan. Tapi yang kedua ini yang bikin rada gak masuk akal. 

Hari itu seperti biasa ane menggunakan kemeja, diberi blazer. Halah blazer hitam biasa. Cuman ada kancing warna kuning emas kecil di bagian depan, dan di kedua pundak. Menurut ane yang udah simpel, itu simpel lah. Eh gitu aja masih dikomentarin lagi,

"Nanti lain kali kalau pakai blazer yang polos aja ya," kata salah seorang embak-embak yang sedivisi sama ane sambil seperti meneliti penampilan ane. Kita sedang turun bersama di lift setelah selesai kerja.

Buseeet.. ane nggak nyangka banget loh kita diperhatikan sampe detail gitu ! Lagian bagi ane, blazer ini biasa aja kok. Polos hitam hanya ada kancing-kancingnya itu !

Malam itu, lelah dengan semua hal ini, sepulang kerja ane iseng meng-SMS bapak konsultan yang menjadi bos ane sewaktu proyek pemetaan tahun 2014 di Manggarai Barat dan Sumenep (Madura). Nah sewaktu proyek di Manggarai Oktober 2014, bapak ini pernah berkata kepada kami (ane dan 3 teman) bahwa setelah lulus kuliah kami bisa daftar di perusahaan konsultannya dia untuk bekerja sebagai geolog. Dia berkata bahwa perusahaannya selalu kekurangan geolog. Kurang lebih beginilah isi smsku ke dia:

"Selamat malam pak. Apakah di PT. XXX ada lowongan kerja/proyek lagi ya? Mohon infonya Pak. Terimakasih."

SENT. 

Beberapa saat kemudian, balasan dari bapaknya pun datang.

"Ini kami sedang menunggu deal project pemetaan. Kalau deal maka projectnya nanti selama 3 bulan di lapangan, statusnya kontrak. Nanti saya kabari kalau sudah fix."

Rasanya diberi jawaban "nggantung" gitu aja ane udah seneeeeeeng banget gan! Mbayangin bisa kerja di lapangan lagi. Pemetaan dan jalan-jalan lagi. Nggak ada orang yang komenin penampilan ane lagi. Huaaaaaaahhh !! 

"Baik terimakasih ya Pak. Saya tunggu kabarnya ya 😊." Isi balasan smsku ke bapak konsultan.

Hati ane langsung berubah cerah seketika. Seakan-akan ane seperti sudah dapat pekerjaan itu saja. Itu adalah alasan di balik ane menulis status diatas. 😊😊😊

Tidak pernah ada.....
Namun... Berminggu-minggu kemudian.. ane tidak pernah mendapatkan kabar itu. Ane tidak pernah mendapatkan update mengenai proyek yang pernah dibilang Bapak Konsultan. Ane tetap bekerja di bank seperti biasa. Pada minggu kesekian, ane sudah yakin proyek ini tidak akan jadi. Entah bapak konsultan mendapatkan proyek ini, tapi sudah mendapatkan anak buah lain. Atau dia tidak pernah mendapatkan proyek ini...... Hikz 😔😔😔.

Mungkin jalan lain.....
Tapi ane tetap bersyukur. Karena ya namanya jalan hidup manusia, tentulah sudah diatur sedemikian rupa. Mungkin itu belum jalan ane. Tuhan masih pengen ane mengasah diri disini. Ane tetap bekerja dengan rajin seperti biasa. Ane merekap, mengatur dan menata akta-akta perusahaan sehingga bisa dicari dengan mudah. Ane mengecek grammar perjanjian-perjanjian perusahaan berbahasa inggris. Ane ngecek typo-typo perjanjian, dan sebagainya.

Ane tetap bersyukur, karena kurang lebih 1 bulan setelahnya (sekitar bulan mei), ane mengetahui ada lowongan pekerjaan menjadi Pegawai Tidak Tetap di suatu dinas pemerintahan yang berhubungan dengan penambangan via jarkom grup angkatan. Singkat cerita ane iseng apply dan mendapatkan pekerjaan ini. Pekerjaan yang menjadi titik balik bagi karir ane bahkan sampai tulisan ini ditulis (Juli 2020) dimana ane sudah berganti pekerjaan menjadi konsultan freelance. Pekerjaan yang ke depannya merupakan jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi ane 😊.

Jika... Jika ane ikut proyek bapak konsultan diatas, yang jangka waktunya adalah 3 bulan, mungkin ane tidak akan daftar Pegawai Tidak Tetap di dinas pemerintahan itu. Mungkin ane tidak daftar karena pekerjaan sebagai Pegawai Tidak Tetap itu akan dimulai pada 1 Juli, yang jika ane ikut proyek pasti masih di lapangan. 

Pengalaman hidup ini memberi ane pelajaran, bahwa terkadang "tidak mendapatkan apa yang kita inginkan adalah suatu series awal dari keberuntungan." Ane selalu bersyukur atas jalan hidup yang Tuhan berikan ke ane, baik saat ane broke maupun saat ane sudah agak berkecukupan. Semua itu membentuk dan mengasah mental ane. Membuat ane jadi manusia yang tegar. Membuat hidup ane jadi berwarna. Membuat ane mempunyai bahan tulisan yang bisa ane baca untuk ke depannya lagi. Alhamdulillah....

7.08.2020

Yogyakarta, 26 Oktober 2010 : 10x Lipat !!

Yogyakarta, 26 Oktober 2010

"Tuhan memang pernah mengambil rejekiku sampai aku menangis karena sedih, tetapi hanya dalam waktu singkat, Engkau memberiku ganti 10 X lipat sampai aku menangis bahagia.. :-) thanks Lord.. :') "

Solo, 6 Juli 2020
Di Rumah Bolon

Status yang kutulis sewaktu aku masih kuliah Semester 1 di Jogja, udah 10 tahun yang lalu. Ada apa di balik status itu? Mumpung masih ingat, akan kucoba kuceritakan......

Seperti yang sudah pernah kuceritakan sebelumnya, pada waktu SMA kelas X (tahun 2008) dan XI (tahun 2009), aku pernah mengikuti kejuaraan bernama Olimpiade Sains Nasional (OSN). Pengalaman mengikuti OSN tahun 2008 udah kutulis lengkap disini, sedangkan untuk OSN tahun 2009 disini (semoga udah kutulis ya). 

Nah, karena di tahun 2009 itu aku dapat medali perak, maka aku mendapatkan 'uang penghargaan' dari Pemerintah Pusat. Uang penghargaan pertama diberikan di Jakarta setelah penyerahan medali, kalau aku tidak salah ingat dapat Rp 5.000.000 dan itu diberikan di Rekening Bank BNI. Jadi dapat rekening baru. Nama di rekeningnya-pun Medali Perak 7 (aku mendapat urutan nomor 7 di perolehan medali perak).

Nah beberapa bulan kemudian, selain hadiah uang Rp 5.000.000 di awal itu, ternyata kami juga mendapatkan hadiah uang penghargaan lagi dari Pemerintah Pusat. Aku lupa 'uang penghargaan' ini sebutan pasnya apa ya, anggap aja 'uang beasiswa' gitu ya. Untuk partisipan OSN 2009 yang dapat medali, mendapatkan Rp 3.600.000, sedangkan untuk yang tidak dapat medali, mendapatkan Rp 1.800.000. Salah satu syarat untuk mendapatkan uang penghargaan itu adalah....membuat Rekening BRI ! 

Aku agak lupa persisnya kami dikabari kapan, tapi sepertinya pas Pelatnas 1 di Jogja. Otomatis agak susah juga ya bagiku untuk bikin Rekening Bank BRI, karena setauku kan harus di kota asal. Aku juga sudah mengabari bapak ibuku di Solo masalah ini, dan mereka beberapa saat kemudian mereka pun sudah siap membuat Rekening BRI itu. 

Tapi saat itu ada beberapa temanku juga di Pelatnas 1 yang mempunyai problem sama kayak aku, tidak mempunyai Rekening Bank BRI. Sehingga aku pun inisiatif nanya ke perwakilan Pemerintah Pusat (aku lupa siapa), apa bisa pakai Rekening BNI yang kemarin saja, yang dapat dari Pemerintah Pusat juga pas menang medali. Dan seingatku perwakilan mereka bilang BISA. Akhirnya yasudah, aku bilang bapak ibuku, batal aja bikin Rekening BRI, karena pakai Rekening BNI bisa. Padahal saat itu bapak ibu ane udah hampir menyerahkan formulir permohonan pembuatan rekening BRI tersebut ke bank. Alamak.... 

Minggu demi minggu, teman ane yang pada setor rekening BRI satu persatu udah pada bilang 'uang beasiswa' tersebut sudah masuk. Namun kami - yang menyetor rekening BNI - satupun belum ada yang ditransfer. Aku mulai curiga. Jangan-jangan kita gak kedaftar atau bagaimana?? Atau jangan-jangan kami nggak dapet, karena dianggap tidak nyetor rekening BRI?? La.. padahal kan kemarin perwakilan pemerintah pusat bilang bisa (pakai rekening BNI)??

Saat itu ane dan temen-temen penyetor BNI hanya bisa menunggu saja. Mungkin kami ditransfer paling akhir.. karena jenis rekening setor tidak sesuai dengan kemauan mereka (pemerintah pusat). Sewaktu kukonfirmasi ke perwakilan pemerintah pusat pun, kami diminta menunggu.

Tak terasa, pelatnas pun berakhir, tapi tak satupun dari kami penyetor BNI yang diberi 'uang beasiswa' itu. 

Setelahnya hanya menunggu.... Menunggu.... Dan menunggu.... Itulah yang kami lakukan sampai berbulan-bulan setelahnya. Tidak ada kejelasan sama sekali. Ane pun mulai putus asa. 

"Jangan-jangan memang sejak awal harus rekening BRI.. jadi yang tidak setor rekening BRI dianggapnya dis/tidak memenuhi syarat.." kataku dalam hati sambil menahan pilu. 

Orangtuaku kan sudah selangkah lagi menyerahkan berkas permohonan itu ke teller BRI !! Ya ampun.... Uang 3,6 juta itu kan uang besar, apalagi bagi anak SMA kayak ane. Huhuhu....

Penantian berbulan-bulan tak berpengharapan itu benar-benar membuat ane sedih ketika memikirkannya. Saat itu - tahun 2010 - ane masih anak SMA yang tidak terlalu mengerti tentang M-Banking ya. Jadi ane sering cek saldo di ATM untuk ngecek, siapa tau, siapa tau kan, 'uang beasiswa' itu tiba-tiba nongol. Bahkan ane inget, sama mbak ane sempet ke bank BNI di Slamet Riyadi, bawa buku tabungan, khusus menanyakan apakah ada 'uang beasiswa' yang masuk.

"Belum ada dek," kata mbak teller BNI sambil  menyerahkan kembali buku tabungan ane. 

Kok mbak BNI nya tahu kalau belum ada uang masuk? Jawaban simpel. Ya karena rekening BNIku sudah entong a.k.a gak ada duitnya 😁😁🤣🤣.

Bagaimanapun semua kesedihan ini terus ane hadapi, sampai akhirnya ane masuk ke bangku kuliah pada Agustus 2010 lewat jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB). Ini adalah awal dari sesuatu yang baru.

BANGKU KULIAH
Agustus 2010

Apakah setelah ane masuk bangku kuliah, lantas ane melupakan kesedihan karena 'uang beasiswa' yang nggak pernah ane terima ini gan? 

Tentu saja tidak gan... Hikz..

Gimanapun ane itu memang pas-pasan banget gan. Jadi kehilangan uang segitu itu kayak sediiiih banget. Ilangnya lamaaa gitu lukanya. Minggu-minggu awal kuliah aja ane hanya dikasih uang Rp 150.000/minggu sama ortu ane. Jadi harus hidup serba ngirit.

Ane masih ingat, kejadian ini terjadi 1-2 bulan sejak ane kuliah di Jogja. Perkiraan sekitar bulan Agustus sd September 2010. Sore itu seperti biasa ane refreshing dengan motoran ke arah Gunung Merapi. Pas kuliah-kuliah tahun awal, ane emang sering jalan-jalan sendirian naik motor gan. Sambil foto-foto di sepanjang jalan.

Sore itu, arah motoran ane adalah ke arah Kaliadem. Dan sewaktu sedang istirahat (berhenti di sebuah desa yang sepi gitu), ane inget 'iseng' meng-SMS bapak perwakilan dari pemerintah pusat tersebut. Kenapa istilahnya 'iseng'? Karena itu adalah last trial ane. Kalau emang udah gak bisa, yaudah ane menyerah. Memang mungkin itu belum rejeki ane. SMS-nya kurang lebih seperti ini:

A - ane
B - bapaknya

A- "Pak.. apakah tidak bisa diusahakan lagi ya? Apakah tidak bisa diurus lagi ya bagian keuangannya?"

B- "Mohon maaf mbak, udah nggak bisa mbak. Soalnya itu udah ditutup dan laporannya sudah dibuat."

Kurang lebih jawabannya seperti itu. Ane inget banget ane sempet menitikkan air mata. Ane nangis. Bener-bener sedih. 

Namun ane berusaha nguatin hati ane. Sudahlah. Berarti emang ini belum rejeki ane. Ane kuatkan hati ane dan paksa diri untuk tersenyum sambil melanjutkan perjalanan naik motor kembali ke kosan di daerah Sagan.

Oktober 2010
Beasiswa?
Ane sudah pernah cerita disini, bahwa sebelum ane mulai kuliah, ane pernah pas lagi tes toefl "tiba-tiba disamperin" temanku saat itu - Fraga - yang bilang bahwa ane itu dicari-cari bagian kemahasiswaan UGM karena ane katanya mau didaftarin ikut seleksi beasiswa unggulan kemendiknas - CIMB Niaga. Cerita itu sudah ane tulis di part sendiri disini.

Di cerita itu juga ane tulis, sejak Fraga ngasi tau ane, bahwa ane dicari-cari bagian kemahasiswaan UGM untuk didaftarkan beasiswa, ane langsung meminta ibu ane ke bagian kemahasiswaan UGM, dan 1-2 hari kemudian, ane langsung melengkapi dan mengirimkan seluruh berkas aplikasi beasiswa ke UGM. Dan kabar mengejutkan datang di bulan Oktober ini. 

AKU LOLOS SELEKSI BERKAS BEASISWA !!

Woww! Padahal ane udah lupa loh gan masalah beasiswa ini. Hehehe. Soalnya nggak terlalu ngarep juga, takut kecewa lagi. Ane emang orangnya pesimisan banget. Hehehe.

Kabar baik itu seingatku datang lewat telfon. Aku ditelfon bagian kemahasiswaan UGM. Namun bukan berarti aku langsung dapat beasiswa ya gan, aku masih harus ikut seleksi tes tertulis dan tes wawancara. Perjuanganku mengikuti seleksi tes tertulis dan wawancara beasiswa ini akan aku update disini. (Semoga udah update).

Intinya setelah serentetan seleksi tertulis dan beasiswa ini, ANE MENDAPATKAN BEASISWA ITU!! 

Oh My Lordddd....

Benar-benar ajaib kan.. padahal ane nggak ngarep. Karena saingannya juga semua anak pinter dari UGM. Apalah ane ini.. eh ternyata kuasa Tuhan benar-benar ajaib. Pertama ane anak IPS bisa masuk Teknik Geologi UGM. Kedua ane anak biasa, yang banyak kalah pinter sama anak-anak UGM selektor beasiswa lainnya, eh malah ane bisa kepilih !

Dan... Beasiwa tersebut gede banget gan !! Bagi ane saat itu (ane kurang mampu), ane merasa ini benar-benar besar dan sebuah mukjizad. Ane masih ingat.. Oktober 2010, dari Kemendiknas memberikan ane uang beasiswa sampai Rp 18.500.000 ! Itu baru transferan pertama. Transferan kedua Rp 8.000.000, dan yang ketiga Rp 2.000.000. Thanksss God.

Penerima Beasiswa Unggulan CIMB Niaga angkatan 2010

Berkah Tuhan tidak sampai disitu. Pada Desember 2010, kami para penerima beasiswa diundang CIMB Niaga ke kantor pusat mereka di Jakarta untuk penerimaan beasiswa yang dari mereka. Jadi pemberi beasiswa kan ada 2 pihak gan, Kemendiknas dan CIMB niaga. Kemendiknas menanggung uang sekolah, sementara CIMB Niaga menanggung uang bulanan. Saat di jakarta, kami diberikan laptop baru HP, serta uang tabungan Rp 850.000 dikalikan 5 bulan (Agustus 2010 sd Desember 2010). Jadi total kami mendapatkan 4 jutaan lebih. Sejak Januari 2011, uang bulanan tersebut ditransfer setiap bulan.

Surabaya, 9 Juli 2020
Di rumah Galaxy

Jadi itulah cerita di balik statusku yang kutulis di Jogja, 26 Oktober 2010 itu gan. Sejak saat itu memang ane tekankan di diri ane sendiri, ane tidak mau menyerah !! Terimakasih ya yang mau membaca. Ini juga sekaligus sebagai pengingat ke aku. Bahwa aku pernah melalui momen sedih dan bahagia ini.

Solo, 29 Juni 2020: Gesek Rangka di Samsat Solo + Es Teler Kota Barat !

Pagi ini ane yang 'super mager' ini sudah dibangunkan bapak ane, diajak untuk segera ke Samsat Solo untuk gesek nomor rangka mesin Kia Rio ane. Gesek nomor rangka mesin ini merupakan salah satu tahap untuk mutasi berkas-berkas kendaraan, yang awalnya mobil atas namanya orang Jakarta plat B, menjadi atas nama ane, plat AD.

Lalu ane pun beralasan,

"Kalau cuma gesek nomor rangka doank seharusnya aku nggak ikut gpp kan? Wes kowe wae bro," kata ane setengah malas. 

"Yowis neg ngono," kata bapak ane. 

Legaaa deh. Bisa leyeh-leyeh lagi sambil blogging deh ane. Haha.

"KTP ku dibawa aja bro," kataku lagi.

"Wes, gausah. Iki wae cukup," kata bapak ane sambil membawa BPKP asli dan STNK asli. 

Beberapa saat kemudian Bapak Ane, Emak ane dan Gavriel pun berangkat ke Samsat Solo. Well, sebenarnya ane gak mager-mager amat sih, namun ane masih ada yang harus dikerjain, yaitu melengkapi berkas lahan salah satu klienku di Madura dan setelahnya mengeposkannya.

Nah sewaktu berkas tersebut sudah komplit dan ane sudah motoran mau ngeposin di daerah UMS, tiba,-tiba ditelfon ibu ane kalau pengurusan gesek nomor rangka ini butuh KTPku. Ya ampyuuun tadi dibawain aja gak mau wkwk.

"Yowis aku ngeposin dulu bentar di UMS baru jalan ke Samsat ya mah," kata ane. "Tunggu di warung aja," tambah ane lagi.

"Yowis gpp. Ati2 wae," jawab ibu ane.

Selesai ngeposin, ane pun langsung meluncur ke Samsat Solo. Dan sampai sana kok ya pas jam istirahat wkwk. Pagi itu samsat solo cukup ramai oleh orang yang hilir mudik mengurus surat kendaraan. Setelah menunggu beberapa saat dengan bercerita panjang lebar dengan ibu bapak ane, sempet blogging, akhirnya buka juga dan giliran Si Kia Rio digesek nomor rangkanya.
Menunggu loket samsat buka lagi jam 1 siang
Gesek nomor rangka mesin Si Kia Rio
Proses nggesek nomor rangka mesin itu berjalan cepat banget, kurang dari 5 menit, dan gratis. Setelahnya kami serahkan berkas gesek kembali ke loket dan diminta mengambil hasil gesekan tanggal 2 Juli. Wooh.. kirain bisa diambil hari itu juga. Padahal ngejar pemutihan sampai tanggal 16 Juli.

Selesai urusan di Samsat, karena masih males pulang, serta hawa Kota Solo yang begitu panas, ane usul ke ibu ane untuk sama-sama mampir ke Es Teler Kota Barat dulu. Jadi ane bawa motor, mereka bawa mobil. Tidak butuh waktu lama bagi ane untuk sampai di Es Teler Kobar. Sempet menunggu mereka beberapa saat karena mereka lebih lambat (karena naik mobil). Segeralah  ane dan ibu ane pesen es teler durian madu. Muantaaap disaat Kota Solo lagi panas-panasnya kayak gini. Bapak ane sendiri pesen nasi ayam goreng dan teh panas.

Minum es teler disini juga membawa suatu nostalgia sendiri buat ane gan. Dulu semasa SMP-SMA tu ane inget sering banget tu kesini, apalagi kalau pas lagi punya duit ya ! Hehehe. Jajanan utama disini itu ya es teler sama bakso. Ane inget sering kesini sama mbak ane, kadang sama ibu ane 😁😁😁☺️☺️☺️.
Malamnya kami kembali makan di luar, namun kali ini di Angkringan Warga samping SMA Negeri 1  Solo. Manssstaap! Udah lama banget rasanya nggak ngangkring, apalagi sebelum pulang ini ane udah ninggalin Kota Solo sejak Februari. Ane makan 2 bungkus nasi kucing dan beberapa sate. Memori simpel bersama keluarga, tapi ane menyukainya ! ☺️☺️

7.06.2020

Jogja-Klaten, September 2012 : Kecelakaan Motor Keduaku pas Kuliah, Dagu Sobek dan Jaket Penuh Darah 😩😩😩

Hhhhh... Cerita tentang kecelakaan lagi. Sebenarnya menurut ane ini hal yang menyeramkan ya. Tapi ane akan tetap menulisnya. Karena ini tetaplah bagian dari memori kehidupan ane di fase kuliah 😁🤐🤐. Yah menurut ane segala sesuatu baik yang positif maupun negatif itu harus diceritakan supaya bisa menjadi pembelajaran bagi ane ke depannya.

Jadi gan, selama fase kuliah dari 2010-2015, ane mengalami 2x kecelakaan serius. Serius disini maksud ane, ane mengalami luka yang cukup banyak dan menyedihkan, kepala kebentur dan membuat ane harus izin kuliah paling tidak seminggu lamanya. Untuk cerita kecelakaan pertama sudah ane ceritakan disini. Kali ini, aku akan menceritakan cerita kecelakaan kedua. Aku menulis ini di Solo, di rumah Bolon, pada 6 Juli 2020 pukul 21.25. Kejadian 8 tahun lalu, aku berharap masih bisa menceritakannya dengan detail menggunakan sisa-sisa ingatanku. 🙏🙏. Aku tidak mengingat secara pasti tanggalnya, namun kejadian ini kupastikan terjadi di September 2012. Tepatnya 1-2 mingguan setelah aku pulang dari tripku di India.

Jogja, September 2012
Jumat, sore hari

Hari ini adalah hari Jumat, dan seperti kebiasaan ane selama hampir 2 tahun terakhir kuliah di Jogja, ane pulang ke Solo menggunakan motor Honda Revo. Ini bukan perkara yang sulit karena jalanan Jogja-Solo itu ane udah hampir hafal seluk beluknya gan, dan ane juga sudah terbiasa banget. Jadi ane sama sekali tidak ada feeling jelek sore itu.

Seperti biasa perjalanan ane mulai dari kos-kosan,ane arahkan motor ke Jalan Ring Road Utara dan setelahnya menuju Kota Klaten. Langit telah menggelap karena memang ane berangkat dari Jogja sudah setelah magrib. Saat itu ane di jalan sering melamun. Ane melamunin tentang trip ane ke India yang baru saja kuselesaikan semingguan yang lalu. Ane masih merasa belum bisa 'move on' sepenuhnya dari 'perjalanan gila' ane itu. Hehehe. Ane juga mengingat tulisan-tulisan yang sudah ane buat dari trip itu, dan berpikir ingin segera membuat cerita lagi versi lengkapnya.


RS Soeradji Tirtonegoro Klaten dan jalanan di depannya.
SUMBER : Disini

Tidak terasa, mode nyetir 'otomatis' sambil ngelamun itu mengantarkan ane sampai ke Kota Klaten, tepatnya RS Soeradji Tirtonegoro. Bagi yang sering 'lajo' Jogja-Solo pasti tidak asing dengan RS ini yang letaknya di pinggir jalan raya, tepatnya sebelum masuk Kota Klaten. Nah jalanan sebelum lewat RS Soeradji Tirtonegoro itu ada 2 cabang. Cabang kiri untuk motor/belok kiri (lebar jalanan hanya 2-3 meteran), sementara cabang kanan untuk mobil/truk/motor jika ingin lurus. Karena asik melamun, ane tidak memperhatikan adanya cabang pemisah itu. Padahal cabang pemisah itu berupa tinggian gitu.

Tiba-tiba kejadian ini terjadi dengan begitu cepat,

"Braaaaakkkk ! Sreeettt ! "

Motor Honda Revo 2009 yang ane tumpangi terpelanting dengan begitu kerasnya ke arah kanan setelah ane ngerem mendadak dengan rem kanan (rem cakram depan) ! Kejadian ini berlangsung begitu cepat. Ane sama sekali tidak menyadarinya, dan apa yang terjadi selanjutnya ane sudah terkapar kesakitan di aspal jalanan Jogja-Solo 😭😭😭.

Hal selanjutnya yang ane rasakan adalah SAKIIITT !! SAKIIIT yang begitu luar biasa di tangan kanan ane, terutama di tulang pengumpil dan tulang hasta, dan jari-jari tangan kanan ane MasyaAllah...  Kelima-limanya bengkak besar dan biru-biru di ujungnya 😭😭. Rasanya jari-jari ane, udah nggak usah ditanya. Mati rasa saking sakitnya OMG 😭😭😭. Helm ane terlepas entah kemana, membuat ane pasrah bahwa kepala ane pasti terbentur lagi. Motor Revo ane sudah tersungkur di jalanan. Jujur rasa sakit yang ane rasakan di sekujur tangan kanan malam itu adalah rasa sakit terdahsyat yang pernah kurasakan.😭


Gambaran tulang-tulang ane yang terkena efek kecelakaan.
SUMBER : Disini (dengan modifikasi)

Tidak butuh waktu lama ane langsung dikerubungin orang-orang. Ane inget ane dinaikin becak untuk dibawa ke RS terdekat dari situ, yakni RS Soeradji Tirtonegoro. Dan sewaktu ane mau dinaikin becak ini baru ane sadar, bahwa di tempurung lutut kanan ane ada luka/lecet yang sampai kelihatan d**ingnya saking lukanya begitu dalam, dan itu SAKIIIIITTTT nya minta ampun. Ane sampai nggak bisa jalan posisi tegak 😭😭😭. Dan di sepanjang jalan naik becak ke RS tak hentinya ane menangis dan meringis karena rasa sakit yang benar-benar dahsyat ini. 

Perjalanan yang hanya 200 meter itu seperti berlangsung selamanya. Ane segera diturunkan di depan UGD dan langsung disambut meja pasien yang ada rodanya itu. Saat itulah ane sadar ternyata DAGU ane sobek besar banget dan jaket depan ane sudah merah basah oleh darah yang menetes dari dagu 😭😭😭. Ane benar-benar nggak menyadari ini sebelumnya karena pikiran ane teralihkan oleh rasa sakit di tangan dan dengkul yang luar biasa ini 😭😭😭.

Ane segera diderek ke UGD dan disitu 2 suster langsung menangani ane. Hal pertama yang mereka lakukan adalah membersihkan luka-luka ane yang di tangan, jari serta dengkul. Saat itu ane sudah berpikir yakin 100 % ini tulang pengumpil/tulang hasta/tulang jari tangan ane pasti salah satu sudah ada yang patah karena tertimpa motor. Kepala ane juga ada yang terbentur. Ane benar-benar pasrah kalau memang malam itu ane sekarat terus mati. Benar-benar pasrah....

Sembari menunggu kedua suster itu menyiapkan peralatan jahit untuk menjahit dagu ane, ane mulai memikirkan beberapa hal untuk memastikan ane tidak amnesia atau kehilangan ingatan. Karena helm yang terlepas sudah pasti kepala ane ikut terbentur.

'Namaku Galuh Pratiwi. Aku kuliah di Teknik Geologi UGM. Rumahku di Solo. Ya ampun, semoga aku nggak amnesia....'

Kedua suster tersebut selanjutnya menyiapkan jarum dan benang untuk menjahit luka ane di dagu. Ane tidak ingat pasti apakah ane dibius atau tidak, tapi sepertinya tidak. Karena mereka mulai menjahit sobekan di dagu ane secara perlahan. Tidak udah ditanya rasanya.. ngilu... ngeri.. apalagi setiap jarumnya ditusukkan ke dagu dan benangnya ditarik. 

Selesai dijahit, rasa sakit di tulang pengumpil/tulang hasta di kanan ane semakin menjadi-jadi saja. Ane meringis-ringis dan rasanya mau pingsan saking sakitnya 😭. 

"Suster... mohon kasih saya obat pereda rasa sakit suster.. Huhuhu.. Sakit sekali saya tidak tahan suster," kataku memohon ke kedua suster tersebut.

Rasanya emang benar-benar mau pingsan.

"Iya..sabar ya mbak.. ini di rontgen dulu," kata Si Suster menenangkan ane.

Ane udah mau nangis rasanya. Saat itu ane tidak kepikiran mengabari orangtua ane di Solo karena ane tidak mau mereka panik, dan terburu-buru ke Klaten padahal  hari sudah cukup gelap. Ane berpikir ane harus bisa mengatasi ini sendiri sampai ane pulang Solo.

Sesaat kemudian ane pun dibawa ke ruang rontgen untuk dilakukan rontgen di tangan kanan ane. Ane sudah berpikir 100 % dengan tingkat kesakitan seperti ini, pastilah ini ada yang patah. Entah tulang pengumpil/hasta/jari-jari tangan. Ane sudah pasrah kalau memang harus operasi. Rontgen hanya berlangsung selama kurang lebih 10 menit dan setelahnya ane sudah ditidurkan lagi di UGD. Ane hanya tergeletak diatasnya dengan perasaan pasrah.

'Sial banget nasibku malam ini... aku hanya mau pulang Solo.. Kenapa harus seperti ini..,' rintihku.

Satu hal yang ane nggak sadari, ternyata sedari tadi ane dimasukkan UGD, masih ada 1 orang bapak-bapak yang peduli dan menunggui ane dari tadi. Ya ampun...spechless pak.. Aku pikir dari tadi aku sudah sendiri. Tiba-tiba dia datang.

"Mbak.. ini pemeriksaannya sudah selesai," kata Bapak tersebut.

"Iya bapak.. terimakasih sekali bapak. Apa tangan saya ada yang patah ya pak?" jawab ane sembari masih menahan sakit.

"Tangannya baik-baik saja kok mbak. Oiya mbak, ini kalau hanya periksa saja saya bisa bayar. Tapi ini ada biaya rontgen juga mbak 500ribu. Apa nggak sebaiknya mbak ngabarin orangtua saja biar datang kesini?" tanya bapak itu dengan sabar.

"Tidak perlu pak. Tidak apa-apa. Oiya pak ini saya ada ATM, didalamnya ada uang 900ribu. Minta tolong bapak ambilkan bisa nggih," kata ane. Ane udah pasrah aja gan.

Bapak itu terlihat agak ragu, tapi kemudian mengiyakan.

"Iya mbak. Tapi mbak percaya saya ya ini," jawabnya.

"Iya pak saya percaya. Ini Pinnya pak ******," kata ane.

Selanjutnya bapak baik tersebut pergi untuk mencari ATM dan ane kembali merenungi nasib sial ane malam itu. Sakit di tangan ane sudah berkurang 10 %, namun masih membuat ane meringis-ringis.

Sesaat kemudian bapak baik itu telah kembali, dan telah menyelesaikan seluruh pembayaran ane di rumah sakit menggunakan uang ane yang diambil dari ATM. Pembayaran tersebut meliputi biaya pemeriksaan, biaya njahit dagu yang sobek, biaya rontgen dan biaya obat yang habisnya seingatku hampir 700 ribuan.

Sesaat kemudian ane telah diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit karena sudah cukup stabil, meski ane masih nggak bisa jalan dengan 2 tumpuan kaki karena dengkul yang luka cukup dalam.

"Ini kemudian bagaimana mbak? Mbak tidak mau menghubungi ortunya?" kata bapak baik itu lagi dengan sabarnya.

"Tidak usah pak.. Tidak apa-apa.. Saya naik bis saja pak. Bisa minta tolong sekali lagi antarkan saya ke tempat pemberhentian bis pak?" Jawab ane.

"Jangan naik bis mbak. Mari saya antarkan saja ke tempat pemberhentian travel," kata bapak baik itu sembari mempersilahkan ane naik ke boncengan motornya. Ane benar-benar kesulitan saat naik motor gara-gara sakit di dengkul ini. Motor Revo ane sendiri, ane tinggalin di area parkir RS Soeradji.

Sewaktu jalan untuk ke tempat pemberhentian travel ini tiba-tiba Bapak Baik lihat ada travel yang sedang melaju. Dan dengan semangatnya dia segera ngejar travel itu 😩😩. Dia sampai teriak ke supir itu sewaktu jarak agak dekat, supaya ane bisa segera naik. Eh tapi ternyata gak terkejar. Benar-benar orang yang baik. 

Setelahnya kami menunggu travel berikutnya dan akhirnya ane sukses dinaikkan. Ane mengucapkan beribu-ribu terimakasih ke bapak baik itu sebelum kami berpisah. Benar-benar orang yang baik. Ane hanya tertidur sambil terpejam. Tidak mau mengingat kejadian hari ini. 

1 jam kemudian, ane telah mendekati Solo dan rumah ane. Ane segera minta untuk diturunkan di Fajarindah dan darisana ane naik becak untuk sampai ke rumah ane saat itu yakni di Griyanusa. Sampai di rumah baruuuuulah ortu ane tau kalau ane habis kecelakaan. Wkwk. Langsung deh heboh, ane ditanya ini itu kronologinya. Ane jelaskan dengan gamblang sebelum akhirnya ane disuruh izin kuliah lagi 1 minggu untuk pemulihan.

Hhhh.... benar-benar pengalaman yang mengerikan !

Solo, 7 Juli 2020
Cacat Permanen di Jari

Well, sudah 8 tahun yang lalu ya ! Tapi ane memang masih mengingat kejadian itu dengan cukup detail. Kejadian 8 tahun silam itu juga meninggalkan cacat permanen di jari tengah tangan kanan ane, karena sejak saat itu menjadi miring, tidak bisa ditekuk ke bawah secara maksimal. Well, meskipun itu tidak mempengaruhi keseharian ane sih, tidak terlihat juga kalau cacat. Tapi ketika dipaksa tekuk maksimal jadi kerasa banget sakitnya, bahkan sampai sekarang.
Kenampakan jari tangan tengah yang normal (tangan kiriku)

Kenampakan jari tangan tengah yang sudah ada pergeseran (tangan kananku)

Karena ada pergeseran tersebut, tangan ane sudah tidak bisa ditekuk maksimal. Hanya segitu aja dan membentuk sudut miring.

Balik ke 2012, sebenarnya ane sudah 'merontgenkan ulang' jari-jari tangan kanan ane di RS di Solo. Tapi karena kebetulan saat itu yang rontgen dokter umum, jadinya dia tidak terlalu mengerti, karena aku disuruh kontrol balik lagi sewaktu dokter tulangnya masuk. Katanya ada sedikit pergeseran, tapi bukan patah. Alamaak !

Jogja, 2 Juli 2020 : Hari Kedua di Jogja, Mampir ke Kaliurang.

Entah kenapa malam kemarin ane benar-benar nggak bisa tidur. Jam 23 memang ane udah kerasa banget ngantuk, tapi waktu ane tidurin kok tiba-tiba ngantuk itu hilang. Padahal Hotel Sagan Yogyakarta ini bisa dibilang nyaman banget. Tapi kok malam kemarin ane merasa bantalnya ketinggian 😁😁. Mungkin karena leher ane yang pegel aja. 

Akhir-akhir ini ane emang lagi mendamba banget yang namanya dipijet urut. Tapi harus diurungkan dulu karena masih masa pandemi kan, gak bisa sembarangan dekat dengan orang. Akhirnya ane hanya memberi leher ane minyak aromaterapi yang panas, dan mencoba tidur setelahnya. Aku baru bisa tertidur setelah subuh, jam 04.30, untuk kemudian terbangun lagi jam 07.30. Kepala ane masih agak puyeng-puyeng aja, tapi aktivitas harus segera dimulai.

Pagi ini kami awali dengan sarapan Nasi Soto Kwali yang berjarak 5 kiloan dari Hotel Sagan. Awalnya sih bapak ane ngasi ide makan aja di Warung yang ada di depan Hotel Sagan. Namun akhirnya niat itu diurungkan karena di warung itu banyak banget orang, serta ternyata menunya Nasi Soto Surabaya ! Yah, ane sih gak terlalu cocok ya gan. Karena soto Jawa Timuran itu mostly kuahnya butek, nggak kuah bening kayak soto Solo/Jogja. Akhirnya ane ngusulin cari tempat makan yang lain naik mobil aja. Dan dapatlah kita di Soto Kwali yang berjarak +/- 5 km dari Hotel Sagan. Asiikkkk... Nostalgia lagi di pagi hari.

Setelah mengemudikan mobil sejenak ke arah Kota Jogja, akhirnya ketemu juga itu warung soto. Namun lokasinya itu kurang enak banget gan, di pinggir perempatan. Ane dan bapak ane sempat (lagi-lagi berdebat) karena masalah parkir. Ane sih merasa santai-santai aja. Parkir ya tinggal parkir dipepetin aja. Tapi bapak ane ni kuatirannya setengah mati.🤣🤣🤣

Akhirnya kami pesan soto kwali dan es teh (aku). Entah kenapa pagi ini perasaan ane merasa bahagia dan ringan. Mungkin memang beberapa memori nostalgia itu tidak bisa ane penuhin sekarang, tapi dengan berada dekat di Kota Jogja ini saja sudah membuat ane bahagia. 
"Wah nggak cocok aku Luh, rasanya kayak ada campuran jamunya," kata ibu ane lirih waktu merasakan kuah sotonya untuk pertama kali.

"Aku cocok ii, enak kok," kata ane ke ibu ane.

Kita berbincang sambil terus makan. Ane sendiri tidak terlalu merasakan "rasa jamu" yang ibu ane maksud. 

"Tapi lama-lama enak juga kok," kata ibu ane lagi setelah beberapa suapan.

"Hahaha, yaudah dihabisin aja ma..," ane hanya ketawa aja.

Saat sedang makan dengan khidmat inilah tiba-tiba ane mendapatkan kabar buruk. Hari ini salah satu pekerjaanku (dokumen tambang) kan seharusnya presentasi di Surabaya sana. Nah karena lagi di Solo/Jogja, ane udah minta tolong konsultan lainnya (dengan fee) untuk menggantikan ane presentasi dulu. Dan katanya pas presentasi itu udah selesai dilakukan, ke depannya bakal dilakukan presentasi ulang, karena katanya peta topografi ane tidak sesuai kondisi lapangan 🤨🤨🤨. Mereka menganggap peta topografi mereka yang paling benar. Apa dasar mereka ngomong begitu? Padahal kedua peta topografi ini (peta dia dan petaku) sama-sama dibuat dari data online. Kok bisa merasa mereka paling benar?? Mereka bilang karena peta topografiku salah, maka di dalamnya juga akan salah semua. Dan itu dikatakan setelah presentasi sudah selesai dilaksanakan 🤐🤐🤐🤐🤨🤨 pffffffftttttt.

Kabar itu membuat ane badmood seketika. Ane langsung telfon klien ane untuk meminta maaf dan berjanji untuk segera memperbaikinya. Wtf. Benar-benar merusak mood ane yang sebelumnya masih bahagia banget. Untungnya klien ane bisa mengerti situasinya. 

Akhirnya setelah selesai makan, kami pun beranjak kembali ke Hotel Sagan untuk bersiap check out. Pikiran ane masih agak badmood, tapi ane berusaha menguasainya. 

'Udahlah... Ane nggak punya pilihan lain selain memperbaiki peta-peta tersebut dan melakukan presentasi ulang. Ini liburan keluarga yang jarang banget bisa terjadi, apalagi semasa pandemi. Lebih baik ane tetap ceria saja. Revisi pikir nanti lah,' pikir ane.

Sampai Hotel Sagan kembali, karena masih jam 11 siang, kami sempat nyantai-nyantai kembali di kamar. Paling nggak check out jam 12 lah biar gak rugi 😁😁. Disitu ane sempet usul gimana kalau kita jalan lagi ke Kebun Buah Mangunan di Bantul, kan belum pernah tu. Tapi belum-belum bapak ane udah menanyakan kondisi jalannya,

"Tapi ojo sing dalane koyo wingi lo. Goleko sing dalane biasa wae. Aku ki nduwe tanggungan Gavriel iki," katanya.

Ane memang belum tau sama sekali medan jalanan ke Kebun Buah Mangunan itu kayak apa.

"Yowis negnu ning Kaliurang wae. Aku yo durung ngerti kondisi jalane og," jawab ane.

"Yowis iyo ngono wae," tambah bapak ane.

Padahal sebenarnya ane pengen ke Kebun Buah Mangunan lo. Tapi ane males berdebat aja. Yasudah, Kaliurang juga tidak kalah enaknya kok. Lagipula kalau dipikir udah lama juga sejak terakhir ane kesana.

"Meh nyetir opo?" Tawar ane ke bapak ane. Kebetulan karena kurang tidur stamina ane rada kurang gitu. Lagipula juga supaya metode nyetir ane nggak diprotes-protes bapak ane terus.

"Wis kowe wae. Aku gak mudeng jalane og," jawab bapak ane.

"Gampang kok. Ki tinggal ke arah UGM terus luruuus wae wis Jalan Kaliurang," jawab ane lagi.

"Wis kowe wae, gak wani aku," jawab bapak ane lagi.

Yaudah akhirnya ane nyetir lagi. Si Kia Rio kubawa perlahan meninggalkan area Sagan yang penuh kenangan menuju UGM dan setelahnya lurus menuju Jalan Kaliurang. Di Jalan Kaliurang km 5,5 , ibu ane sempat berhenti mampir Indomaret untuk beli minuman dan snack. Ane hanya menunggu di mobil sambil memutar playlist lagu jadulku, Kehadiranmu, yang dicover sama Tereza. Entah kenapa kok suaranya empuuuk banget dan lagunya pas dengan suasana hati.

"Hadirnya dirimu...
Berikan suasana baru..
Kau mampu tenangkan aku..
Disaat risau dalam hatiku...

Lembutnya sikapmu..
Meluluhkan hati ini..
Terbuai aku terlena..
Oleh dirimu.. oleh dirimu..

Jantungku berdebar..
Saat engkau ada di dekatku..
Mungkinkan diriku..
Telah jatuh cinta pada dirimu..

Sebisa diriku...
Mencoba untuk melupakanmu..
Namun kutak bisa..
Kau pun selalu ada..
Dalam hidupku.."

Ane menyanyikan lagu Kehadiranmu itu dengan syahdu di dalam mobil sampai akhirnya ibu ane selesai belanja minuman dan snack. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi ke Kaliurang. Perjalanan sejauh +- 20 km berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Dalam waktu kurang dari 1 jam kami telah mendekati area Telaga Putri Kaliurang.

"Rumah hantu, aku mau ke rumah hantu," kata Gavriel dari kursi belakang.

"Rumah hantu sing endi sih?" Tanya ane penasaran. Ane emang pernah lihat youtuber Joe Kal eksplore rumah hantu di Kaliurang ini. Namun apakah bener itu?

"Sik tak coba google map sik," kataku. 

Namun setelah google map, ane tidak menemukan keyword "rumah hantu" di sekitar Kaliurang sini. Mungkin itu memang hanya sebutan warga sekitar aja. Bukannya resmi disebut "wisata rumah hantu" gitu.

"Gak eneng ki. Gak usah ya. Langsung telaga putri wae," jawab ane.

Gavriel terlihat tidak protes. Ya udah ane lanjut jalan aja. Eh beberapa saat jalan, ane lihat rumah kuno di kanan jalan.

"Eh, eh, apa itu rumah hantunya??" Tanya ane penasaran. Siapa tau Gavriel atau ibu ane udah tau bentuknya kan.

"Gak ngerti juga aku luh," kata ibu ane sambil melihat ke arah yang ane tuju.

"Haha yowis. Itu palingan cuma sebutan masyarakat sini aja, bukan tempat wisata," jawab ane sambil terus mengarahkan mobil ke Telaga Putri.

"Nanti aku tak beli jadah sik di Telaga Putri. Semoga buka," kata ibu ane ketika Si Kia Rio semakin mendekati Telaga Putri.

"Iyo mah, tapi kayane gak buka ee. Ini aja masih sepi banget, " kata ane sambil mengarahkan si Kia Rio ke parkiran.

"Eh bukak ternyata !" Kata ane dengan antusias. 

Memang saat itu ada 2 penjual oleh-oleh makanan (jadah, tempe bacem) yang buka gan. Ibu ane langsung eksekusi dengan membeli 20 jadah. Setelahnya, kami pun memutuskan ngopi di warung-warung atas yang terlihat juga sudah mulai buka. Ane pesen kopi susu dan emping. Sementara Gavriel dan bapak ane terlihat jalan-jalan dan foto-foto dibawah. Ane ngobrol-ngobrol santai sama ibu ane.

Kami menghabiskan waktu di Kaliurang sampai sekitar jam 2 siang, karena langit udah mulai mendung juga. Akhirnya kami pulang Solo lewat jalan alternatif, setelah ibu ane sempet beli pisang di daerah Pakem. Sekitar sampai Prambanan, ane minta bapak ane untuk gantian nyetir karena mata ane udah berat banget. Udah nggak mampu fokus ke jalanan karena kurang tidur. 

Perjalanan dari Jogja ke Solo berlangsung dengan lancar. Kami sampai di Solo sekitar jam 4 sore. Sampai di Solo, kami pun langsung tepar istirahat semua. Malamnya ane ngegrab lauk Tongseng ayam + kambing karena udah mager banget mau keluar lagi. Pengalaman yang menyenangkan. 

7.05.2020

Solo, 25 Maret 2019: Diantar ke Bandara !

Solo, 25 Maret 2019
OTW ke Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta

Hari ini adalah hari yang krusial, dan sudah kutunggu cukup lama, kurang lebih selama 2 bulan terakhir ini. Ya.. hari ini adalah hari keberangkatanku ke Jakarta, untuk selanjutnya dari Jakarta aku terbang ke Los Angeles. Pagi ini diawali dengan sebuah keribetan, karena aku belum selesai packing. Mamaku dan Anti - temanku dari Maluku Utara yang sedang nginap rumahku - adalah 2 orang yang sibuk mengurus barang-barangku untuk kubawa ke Amerika. Akunya malah santai-santai aja, soalnya aku cukup ceroboh. Kalau aku yang packing sendiri bisa ketinggalan ini itu, dan..  kurang rapi 😁😁😁.

Hari ini juga, Anti juga akan terbang dari Jogja menuju Jakarta, untuk kemudian dari Jakarta ke Makassar kemudian Bau-Bau. Dia mau pulang ke kampung halamannya juga setelah selama kurang lebih 10 hari menghabiskan liburan di Solo. Jadi ceritanya, hari ini yang diantar ke bandara adalah Aku dan Anti, dinana kita sama -sama mempunyai tujuan penerbangan ke Jakarta, tetapi beda pesawat. Anti dengan Citilink, sedangkan aku dengan Sriwijaya. Beda pesawat karena Maret 2019 ini, aku masih punya keanggotaan "Sriwijaya Travel Pass", dimana aku bisa booking tiket sepuasnya (hanya bayar pajak aja).

Kami berlima - Aku, Anti, Mama Ane, Bapak Ane, dan Gavriel keponakan ane - berangkat dari Solo ke Jogja sekitar jam 12 siang. Setelah akhirnya packing-packing barang ane selesai 😁😁. Perjalanan itu menggunakan mobil Kia Rio Matic 2012 ane, berlangsung selama 2 jam. Sepanjang jalan kita banyak bercerita tentang hal ngalor ngidul, termasuk rencana ane di Amerika nanti serta rencana ane untuk ketemuan sejenak dengan Anti di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, sebelum dia terbang ke Makassar nanti malam.

Tak terasa, perjalanan akhirnya telah mengantarkan kami ke Bandara Adi Sucipto. Kami sampai sekitar jam 14.00 siang, dan karena penerbangan Anti masih sore (sekitar 16.30), sementara ane malem (sekitar 19.30), akhirnya kami putuskan untuk duduk leyeh-leyeh di Solaria Bandara Adi Sucipto dulu. Sebelum masuk ke area bandara ini, kami sempat foto-foto dulu di area masuk Bandara Adi Sucipto.
Seperti biasa di Solaria, ibu ane dan ane pesan nasi cap cay, dengan minum es jeruk. 

Selama menunggu ini perasaan ane jujur campur aduk. Ada perasaan excited, perasaan gelisah, perasaan sedih mau ninggalin mereka (ortu+keponakan) sejenak campur jadi satu. Ane cuma bisa berharap perjalanan ini berjalan dengan lancar tanpa kurang 1 apapun. Selama menunggu kita habiskan dengan bercerita banyak, foto-foto, Gavriel bermain dan berlarian kesana kemari, sampai dahinya kebentur pintu kaca terus benjol dan nangis kenceng banget 🤣🤣🤣.

Kurang lebih 2 jam menunggu, akhirnya tibalah giliran Anti untuk masuk dan check in. Aku dan Gavriel mengantarkannya sampai ke gerbang check in dan mengucapkan selamat tinggal (sementara). Kenapa sementara? Karena ane berencana akan menemuinya lagi nanti malam hari sembari dia menunggu penerbangan ke Makassar.

Kemudian, aku pun kembali ke Solaria untuk tetap menunggu penerbanganku. Karena nggak enak sama pegawai Solaria kok duduknya lama banget, ane pun pesen minuman lagi 😁😁😁😁. Waktu menunggu selama 2 jam lagi itu ane manfaatin buat ngobrol ngalor ngidul sama ibu ane, sambil ngecek apakah semua berkas di laptop utama ane (laptop merah) sudah ane copy ke harddisk. Karena rencana di Amerika nanti, ane tidak membawa laptop merah tersebut. Tapi ane mau bawa Elitepad HP yang berukuran lebih kecil.

Pukul 18.30, akhirnya ane pun memutuskan harus segera masuk untuk check in penerbangan Jogja-Jakarta. Suasananya lumayan sediiiih gitu gan. Gimanapun kan ane mau pergi puluhan ribu kilometer jauhnya dari rumah. Setelah memberikan wejangan ini itu, dan memberikan pelukan singkat, akhirnya ane berjalan ke area check in meninggalkan mereka (keluarga ane). Ini adalah jalan yang harus ane ambil untuk mewujudkan mimpi-mimpi ane sepenuhnya😊😊😊.

Ane melangkahkan kaki dengan mantap dan segera melakukan check in. Tapi ternyata ehh... Penerbangannya delay ! Delaynya sampai 1 jam lebih, dan aku hanya menghabiskan waktu sambil duduk-duduk. 
Pukul 21 kurang, akhirnya kami semua dipersilahkan boarding. Penerbangan ke Jakarta berlangsung selama kurang lebih 1 jam 15 menit dan terasa sangat mulus serta tidak ada turbulensi berarti. Segera setelah mendarat di T1 Bandara Soekarno Hatta, aku naik skytrain untuk menemui Anti di T2. Disana ane berbincang selama +/- 1 jam dengan Anti sebelum dia harus boarding penerbangan ke Makassar. 
Setelah itu ane segera naik skytrain lagi untuk menuju T3, tempat ane akan check in Hotel Kapsul yang sudah ane booking sebelumnya. Ane sengaja berangkat H-1 dan sengaja nginap semalam di Hotel Kapsul T3 Bandara Soekarno Hatta untuk menghemat tenaga dan supaya keesokan hari tidak terburu-buru. Selesai check in, ane sempatkan mandi dan menata sedikit barang sebelum akhirnya di DM Fredo kalau dia sama adiknya lagi nunggu penerbangan ke Jepang di Area Keberangkatan Internasional T3. Ane pun segera nyamperin dia kesitu dan kita berbincang banyak. Fredo terus ngecengin ane, karena ini udah 2x nya ane terbang ke Amerika. 🤣🤣 Ada-ada saja dia ini.

Jam 23.30, ane akhirnya izin sama Fredo balik ke Hotel Kapsul, karena ane merasa ane harus istirahat secepatnya. Hal itu karena rada kantuk udah mulai memberati mata ane, dimana kalau dibiar-biarin, rasa kantuk ini bisa hilang. 😁😁 Gimanapun ane harus tidur malam ini karena besok akan terbang 20 jam. Dan itu fix ane yakin gak akan bisa tidur di pesawat 😁😁😁.
Ane akhirnya balik ke hotel kapsul ane dan mencoba keras untuk segera tidur. Tak lupa HP kualarm pukul 05.00, karena esok ane akan check in penerbangan ke los angeles jam 07.00, jadi ane masih ada waktu longgar 2 jam untuk mandi dan siap-siap. Setelah mencoba sesaat, akhirnya ane terlelap di alam mimpi. See u tomorrow USA !! 😊😊😊❤️