Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

6.22.2020

Jogja, 29 Mei 2019 : Kesel Parah !

Jogja, 29 Mei 2019
Lagi kesel parah lihat postingan Facebook salah satu teman ane, yang kerjaannya setiap saat hanya ngejelek-jelekin pemerintah tanpa dia berbuat satu hal-pun untuk kemajuan bangsa. Paling nggak lu ngejelek-jelekin tapi juga kasih solusi lah. Ngejelek-jelekin doank tanpa ngasih solusi itu ya namanya PROVOKATOR.
Sumber Gambar : Disini

"Emangnya gak boleh ya gan kontra sama pemerintah?"

Boleh-boleh ajaaa gan. Tapi ketika kita mengkritik kebijakan pemerintah, ya kasih dengan usul solusinya donk. Atau penyelesaian lainnya pegimane. Nggak asal share berita-berita bodong aja. Itulah yang namanya manusia cerdas.

Postingan Facebook ane tanggal 29 Mei 2019.
Untuk menunjukkan kekesalan.
Ane harap orangnya baca !

"Ealah kerjaannya kok hanya repost postingan2 yg menyudutkan pemerintah. Entah postingan itu udah pasti bener atau belum juga aku yakin kamu belum verifikasi a.k.a kamu gak tau, karena begitu banyak repost anti pemerintah di dindingmu. Kalau di komen gak pernah berani balas, atau postingannya malah dihapus.. setidaknya jika gak suka dengan pemerintah sekarang, postinglah sesuatu yg lain yg berguna bagi semua orang, bukan hanya malah nambah panas2sin pendukungmu aja akhirnya semakin menimbulkan perpecahan. Nyinyirmu hanya buat orang ilfeel. Zaman sekarang tu mbok ya kalau repost dipikir dulu berita itu benar atau nggak. Kalau perlu sana ke lapangan, cari fakta dulu. Gak asal repost HOAX. Ati2 diciduk polisi.
Gak suka sama pemerintah boleh, tapiiii ya lakukan hal lain lah yang bisa membawa kemajuan buat bangsa. Kerjaan kok hanya nyinyiiiir dan repost HOAX (aku katakan hoax karena sumbermu hanya dari postingan medsos yang belum terverifikasi, hanya berupa asumsi) , apa manfaatnya buat bangsa ini. Gak menghargai jasa pahlawan yg sudah berjuang keras menyatukan rakyat yang diadu domba zaman penjajahan. Sekarang mau diadu domba lagi hanya karena EGOMU.
Gak suka pembangunan tol karena tarifnya "relatif" masih mahal? Yasudah! Gak usah lewat tol. Semudah itu. Tol itu bukan "jalan wajib" yang harus kita lewatin. Tol adalah salah satu jalan pilihan. Mau lewat bayar, gak mau yaudah. Lewat jalan bawah, jalan biasa. Resikonya: macet, lama, lampu merah. Masih ngeluh lagi?
Aku mantan pegawai tidak tetap dinas esdm. Aku tau pasti manfaat pembangunan tol surabaya-ngawi. Tau gak? Sebelum tol dibangun, sewaktu tugas dinas ke ngawi utk meninjau lokasi tambang, jika permohonan banyak, kita harus menyiapkan waktu dinas 3 hari. Karena jarak surabaya-ngawi jauh! Kadang 1 hari hanya utk perjalanan. Belum lagi kalau ke pacitan. Sekarang, 2.5 jam aja sudah sampai ke ngawi, ke pacitan bisa lewat tol ke Madiun, trus potong ke ponorogo dan pacitan. Permohonan bisa lebih cepat ditinjau. Mobil dinas bisa lebih terawat. Aku sendiri kalau pas lagi banyak pengeluaran, jika ingin ke surabaya naik mobil, yaudah aku lewat jalan bawah. Resikonya: lama, jalan sepi, saingannya sama EKA, MIRA, dll. Tapi yaudah itu resikonya kan? Kenapa harus nyinyiiiir terus masalah tol dan bahkan suruh makan beton. Situ waras?
Nb: kemarin habis dari bangkok, thailand. Disana kita lewat highway. Dengan jarak yang kurleb sama dengan tol Dupak-Bungurasih/Waru (3.500/4.500 rupiah), kita harus bayar 50 baht atau 20 ribu. Bensin tipe 91, harganya seliter sekitar 30 baht atau 15rb. Bandingkan saja sama di negara kita tercinta. "

0 comments:

Posting Komentar