Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

6.04.2020

Yogyakarta, 13 Oktober 2014 : Pelajaran dari Naik Trans Jogja

Pengalaman ini terjadi pada 13 Oktober 2014, tepatnya di Halte Trans Jogja RSUP Dr. Sardjito yang berada di Jalan Kesehatan (jalan di depan Fakultas Teknik dan RSUP Dr. Sardjito). 

Cerita ini sendiri kutulis pada 4 Juni 2020, jam 07.57 PM WIB, disaat ane sedang refreshing dari kejaran deadline dokumen tambang yang harus kumasukkan besok. Buseeeet ya, kejadian ini udah hamper 6 tahun yang lalu. Ane teringat kejadian ini karena membuka 'log aktivitas' facebook-ku di tahun 2014. Jujur, dengan membaca 'log aktivitas' facebook saja, ane bisa langsung mengingat kejadian ini gan.

Saat itu aku semester 8 di Teknik Geologi UGM. Dan sejak Januari 2014 (awal semester 7), untuk menghemat pengeluaran memang ane udah gak ngekos lagi di Jogja. Hal itu dikarenakan di semester 7, seingat ane, ane cuman tinggal punya 2 mata kuliah wajib dan skripsi, sementara di semester 8 full skripsi. Jadi sayang aja gitu ngekos kalau cuman akhirnya jarang-jarang ditempatin kan (zaman kuliah ane tu maniak banget pulang Solo kalau ada kesempatan libur hehehe).

13 Oktober 2014
Siang ini aku mempunyai sedikit urusan masalah skripsi yang harus kuurus di jurusan. Aku berangkat dari Solo naik kereta. Setelah urusan di jurusan Teknik Geologi selesai, aku memutuskan akan naik Trans Jogja ke Bandara Adi Sucipto, kemudian naik Prameks (Prambanan Ekspress) dari Stasiun Maguwo (stasiun di Bandara Adi Sucipto) ke Stasiun Purwosari Solo. Aku naik Trans Jogja dari halte terdekat, Halte RSUP Dr. Sardjito.
Halte Trans Jogja RSUP Dr. Sardjito
Sumber Foto : disini

Ini cuplikan ceritaku dari log facebookku:

Ingat siang tadi, pulang dari kampus dengan letih lesu dan seperti biasa segera naik trans jogja 3B untuk menuju stasiun Meguwo dan lanjut naik prameks ke Solo. Nunggu bus TJ datang, aku duduk di sebelah 2 ibu-ibu yang sepertinya habis berobat di RSU Sardjito. Dari pembicaraan mereka berdua, aku jadi tau kalau keduanya sama-sama mengidap kanker. Aku  bisa melihat bagaimana cara mereka saling menyemangati satu sama lain, saling memberikan motivasi, dan ibu A yang satu (rambutnya udah gundul tp pakai kain) ngomong,
"Yah pokoknya kita harus optimis, kita harus semangat hidup supaya ngalahin penyakit ini."
Ibu yang satu balas, "Iya bu. Makasih ya. InsyaAllah besok dokter baru kasi tau apakah saya akan diobat aja atau harus kemo. Saya jd optimis ketemu ibu"
Mataku sesekali melirik ke mereka. Akhirnya bus TJ datang dan aku sama ibu A naik ke bus. Di bus aku terus memandang ibu A. Tidak ada raut sedih, putus asa menghadapi hidup, justru wajah yang aku definisikan santai dan bahagia.
Jujur kejadian hari ini sangat mengingatkanku untuk selalu bersyukur menjalani hidup. Terimakasih atas kesehatan yang diberikan padaku Tuhan. Hilangkanlah segala letih lesu n semoga semangat selalu berkobar.

0 comments:

Posting Komentar